BANYUWANGI, KOMPAS.com - Semua tempat wisata di Banyuwangi, Jawa Timur, ditutup sementara selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat pada 3-20 Juli 2021.
Pelaku wisata di Banyuwangi pun otomatis tak setuju jika tempat wisata harus ditutup selama PPKM darurat Jawa-Bali.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi Zaenal Muttaqin juga mengakui bahwa PPKM darurat sangat berat untuk para pelaku wisata, khususnya hotel dan restoran.
Baca juga: Semua Tempat Wisata di Banyuwangi Tutup Selama PPKM Darurat
Hotel dan restoran memang tidak tutup. Namun, penutupan obyek wisata akan menurunkan jumlah tamu di hotel. Padahal, bulan ini merupakan momen libur panjang anak sekolah.
"Ini sama dengan awal wabah corona. Dampaknya sangat besar. Sebetulnya tak harus ditutup, harusnya ada win-win solution," kata dia kepada Kompas.com, Senin (5/7/2021).
Ia mengatakan, dampak yang terasa yakni tingkat hunian akan merosot. Padahal, pada Juni 2021, tingkat hunian hotel di Banyuwangi rata-rata sudah di angka 40 persen. Dengan PPKM darurat, ia memprediksi tingkat hunian hanya 10 persen.
Baca juga: Wisata Banyuwangi Tutup Selama PPKM Darurat, Pengelola Diminta Bersih-bersih
Dari laporan sejumlah anggotanya, banyak pemesanan acara pernikahan, pertemuan, dan wisata dibatalkan.
Menurut dia, seharusnya selama PPKM darurat tak perlu ada penutupan tempat wisata. Sebab, selama ini belum ada atau diketahui klaster penularan Covid-19 di tempat wisata.
"Tak ada klaster tempat wisata, harusnya enggak perlu ditutup dan pembatasan jam operasional saja," kata dia.
Diberitakan sebelumnya, pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi resmi menutup semua tempat wisata di sana untuk sementara pada 3-20 Juli 2021.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.