KOMPAS.com - Kesultanan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang berdiri di Pulau Jawa.
Mengutip "Pusat Kerajaan Kutai Kartanegara Abad XII-XVII dalam Pembangunan Pariwisata Daerah" karya Ni Komang Ayu Astiti, Kesultanan Demak berdiri sekitar tahun 1500.
Kerajaan Islam ini berpusat di kota Demak dengan raja pertamanya bernama Raden Patah.
Berdasarkan sumber lain, "Kerajaan Islam di Jawa" karya Alik A. Adhim, Raden Patah disebut sebagai putra dari adipati Kerajaan Majapahit yang bernama Prabu Brawijaya V.
Raden patah sendiri mendapat kekuasaan dari Majapahit di daerah Bintoro, Demak.
Baca juga: Masjid Subulussalam, Jejak Kesultanan Demak Bintoro di Lereng Gunung Ungaran
Daerah Bintoro tersebut beralih menjadi pusat perkembangan agama Islam di Pulau Jawa, hingga berdirilah Kesultanan Demak di bawah pimpinan Raden Patah.
Sebelum kesultanan pertama di jawa ini berdiri, Agama Islam sendiri telah masuk dan berkembang di masyarakat pesisir seperti Cirebon dan Tuban.
Masih dilansir dari "Pusat Kerajaan Kutai Kartanegara Abad XII-XVII dalam Pembangunan Pariwisata Daerah", Kesultanan Demak mengalami masa kejayaan selama berada di bawah kepemimpinan raja ketiganya, Raden Trenggana.
Adik Pangeran Sabrang Lor ini memiliki gelar Sultan Demak.
Baca juga: Wow! Serunya Menjelajahi Alam di Demak
Semasa menjabat sebagai raja, Raden Trenggana melakukan beberapa renovasi terhadap Masjid Agung Demak dan juga melancarkan serangan ke Majapahit.
Pada masa yang sama pula, Kesultanan Demak berhasil memperluas wilayahnya sampai ke Jawa Barat dan Jawa Timur.
Kesultanan Demak mencapai masa jayanya saat pemerintahan Raden Trenggana.
Namun setelahnya, Kesultanan Demak mengalami kemunduran di masa kepemimpinan raja keempat, Sunan Prawoto.
Perpindahan kekuasaan setelah meninggalnya Sultan Demak memicu perebutan tahta dan munculnya pembunuhan-pembunuhan yang bersifat politis.
Baca juga: Peninggalan Kerajaan Demak
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.