Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masjid Agung Demak, Peninggalan Kesultanan Demak yang Penuh Makna

Kompas.com - 08/07/2021, 10:27 WIB
Kistin Septiyani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Saka Guru konon katanya dibuat langsung oleh empat wali yang membantu pembangunan masjid.

Baca juga: Sejarah Berdirinya Kerajaan Demak

Sunan Bonang membuat pilar di bagian barat laut, Sunan Gunung Jati membuat pilar bagian barat daya, Sunan Ampel membuat pilar bagian tenggara, dan Sunan Kalijaga yang membuat pilar bagian timur laut.

Banggunan utama pada Masjid Agung Demak ini memiliki ukuran 23,10 x 22,30 meter dengan ruang mihrab berukuran 1,4 x 2,4 meter. Meski sudah megalami bannyak renovasi, nuansa tradisional dari bangunan ini masih begiu kental.

Pengunjung bisa menyaksikan berbagai interior lawas yang terawat dan mempercantik bangunan utama ini. Salah satunya adalah keramik annam biru putih dengan motif tumbuhan, binatang mitos, dan pola giometris yang terdapat di dinding-dinding ruang utama.

Bagian utama ini memiliki tiga pintu. Salah satu pintu yang paling terkenal adalah Lawang Bledeg (pintu petir). Pintu utama yang berada tepat di tengah bangunan ini dipercaya dapat menangkal petir.

Sayangnya karena sudah aus, pintu yang terpasang di tengah bangunan utama itu hanyalah tiruan. Namun, pengunjung tetap bisa melihat Lawang Bledeg yang asli di Museum Masjid Agung Demak.

Baca juga: Latar Belakang dan Alasan Kerajaan Demak Menguasai Banten

Tak jauh dari mihrab, terdapat sebuah bangunan kecil yang disebut dengan Maksurah. Bangunan ini dahulu digunakan sebagai tempat beribadah para raja atay pengguasa.

Bangunan ini terbuat dari kayu jati dengan ukiran-ukiran unik di setiap sisinya. Pada dinding bagian atas terdapat prasasti yang ditulis menggunakan huruf-huruf arab.

Bagi kamu yang berencana mengunjungi Masjid Agung Demak, jangan lupa tetap menaati protokol kesehatan. Selalu pakai masker, jaga jarak, dan cuci tangan pakai sabun. Bila perlu, lakukan vaksinasi sebelum bepergian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com