Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kutai Martadipura, Kerajaan Hindu-Buddha Tertua di Indonesia

Kompas.com - Diperbarui 05/06/2022, 14:04 WIB
Kistin Septiyani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber iPusnas

KOMPAS.com - Kutai Martadipura merupakan kerajaan bercorak Hindu pertama di Indonesia. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, atau lebih tepatnya di hulu Sungai Mahakam.

Dilansir dari Kebudayaan dan Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang ditulis oleh Anton Dwi Laksono, Kutai Martadipura berdiri sejak abad ke-4 Masehi. Keberadaan kerajaan ini dibuktikan melalui penemuan prasasti Yupa di daerah Kutai.

Kudungga menjadi raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan Kutai. Ia diduga sebagai seorang kepala suku yang akhirnya mengubah sistem politik setelah ajaran Hindu-Buddha masuk ke daerah tersebut.

Baca juga: 7 Peninggalan Kerajaan Islam di Jawa, Wisata Religi hingga Keraton

Masa kejayaan Kutai Martadipura

Berdasarkan kisah yang tertulis di Prasasti Yupa, Kerajaan Kutai berhasil meraih puncak kejayaan di bawah pimpinan Maharaja Mulawarman. Ia naik takhta untuk menggantikan sang ayah, Raja Aswawarman.

Mulawarman berhasil memperluas wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai. Di masa jaya ini, Kutai disebut-sebut telah menguasai hampir seluruh bagian Pulau Kalimantan.

Baca juga: Kerajaan Kutai: Masa Kejayaan, Silsilah Raja, dan Peninggalan

Tak hanya itu, penduduk juga hidup dengan tenteram dan sejahtera selama masa kekuasaan Mulawarman. Lokasi kerajaan yang begitu strategis juga menunjang perkembangan Kutai secara pesat.

Kerajaan ini terletak di jalur perdagangan antara China dan India. Perniagaan mejandi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan ekonomi masyarkat selain pertanian.

Keruntuhan Kerjaan Kutai Martadipura

Masa kejayaan Kutai ini sayangnya harus berakhir pada masa kekuasaan Maharaja Dharma Setia. Bahkan pada 1365, Sang Maharahaja tewas di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa.

Dengan tewasnya Dharma Setia, Kerajaan Kutai Martadipura pun runtuh dan dikuasai oleh Kutai Kartanegara. Kerajaan yang juga disebut Negarakertagama ini kemudian berubah menjadi kerajaan Islam.

Baca juga: Raja-Raja Kerajaan Kutai

Sejak tahun 1735, Raja Kutai Kartanegara diubah bergelar sultan. Kerajaan itu pun berubah menjadi kesultanan.

Peninggalan sejarah

Beberapa peninggalan dari Kerajaan Kutai hingga kini masih dapat dijumpai di Museum Mulawarwan. Museum ini terletak di Kota Tenggarong, Kalimantan Timur.

Museum Mulawarman di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.WIKIMEDIA COMMONS/EZAGREN Museum Mulawarman di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Berikut adalah sejumlah peninggalan sejarah Kerajaan Kutai Martadipura yang ditemukan dan dapat disaksikan hingga kini:

  • Prasasti Yupa merupakan jejak sejarah Kerajaan Kutai tertua yang bisa dijumpai hingga saat ini. Prasasti yang berjumlah tujuh buah ini merupakan bukti terkuat berdirinya kerajaan Hindu di Kalimantan.
  • Kalung Uncal merupakan sebuah kalung emas dengan berat 170 gram. Kalung ini dihiasi sebuah liontin yang bertakhtakan ukiran cerita Ramayana. Benda ini diduga menjadi salah satu atribut uang digunakan oleh Sultan Kutai Kartanegara, setelah Kutai Martadipura ditaklukkan.
  • Kura-kura emas menjadi benda peninggalan Kerajaan Kutai yang cukup unik. Benda ini dipercaya sebagai persembahan dari pangeran kerajaan Cina yang ingin mempersunting putri Kerajaan Kutai.
  • Tali Juwira merupakan peninggalan Kerajaan Kutai yang menyimbolkan tujuh muara dan tiga anak sungai yang ada di Sungai Mahakam.
  • Keris Bukit merupakan keris yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri Karang Melenu.
  • Kelambu kuning menjadi salah satu peninggalan yang dipercaya masyarakat setempat memiliki keuatan magis. Kelambu ini dipercaya dapat menangkal tuah atau bala.
  • Singgasana Sultan yang terjaga hingga kini di Museum Mulawarman.
  • Meriam Kerajaan Kutai.
  • Ketopong Sultan adalah mahkota Sultan Kerajaan Kutai yang kini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Berat dari mahkota emas ini mencapai 1,98 kilogram dan ditemukan di daerah muara Kaman pada 1890.

Baca juga: Raden Patah, Keturunan Majapahit yang Mendirikan Kerajaan Demak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber iPusnas
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com