KOMPAS.com – Selama PPKM Darurat pada 3-20 Juli 2021, calon penumpang pesawat wajib membawa bukti PCR dan kartu vaksin Covid-19 untuk penerbangan dari dan ke Jawa dan Bali.
Seorang penumpang bernama Stephanie mengatakan, syarat tersebut—terlebih kartu vaksin—merupakan hal yang bagus dan membuatnya merasa aman untuk bepergian menggunakan transportasi udara.
Baca juga: Pengalaman Naik Pesawat Saat PPKM Darurat, Bandara Sepi dan Hasil Tes PCR Lama Keluar
“Adanya syarat wajib tersebut bagus sih untuk mendukung program vaksin pemerintah. Dan wajib PCR juga membuat pelancong lebih merasa aman saat di dalam bandara dan pesawat,” tuturnya, Jumat (9/7/2021).
Adapun, Stephanie melakukan penerbangan pada Rabu (7/7/2021) dari Bali untuk tujuan menuju Jakarta.
Baca juga: Syarat Terbang saat PPKM Darurat Bikin Pemeriksaan Dokumen Lebih Lama
Kendati syarat-syarat tersebut membuatnya merasa aman, menurut Stephanie, syarat wajib PCR cukup memberi beban. Terlebih lagi dengan harga tesnya yang lebih mahal dari rapid antigen.
“Harga PCR yang masih tergolong mahal membuat kantong menjadi tipis dikarenakan harga PCR lebih mahal dari harga tiket,” jelas dia.
Senada dengan Stephanie, Rossa yang melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Sumatera Utara pada Senin (5/7/2021) mengatakan hal yang sama.
Menurut dia, terkait tes PCR, hal tersebut dirasa lebih aman dibandingkan dengan rapid antigen karena lebih sensitif dalam mendeteksi SARS-CoV-2.
Baca juga: Trafik Penumpang di Bandara AP I Menurun Akibat PPKM Darurat
Tidak jauh berbeda dengan Stephanie dan Rossa, seorang penumpang pesawat bernama Oki juga mengatakan hal yang sama. Namun, menurutnya, syarat wajib tes PCR seharusnya tetap rapid antigen.
“Harusnya cukup antigen saja sih. Kan kasihan kalau biaya sendiri, PCR itu mahal banget,” ujar Oki yang melakukan perjalanan dari Manado ke Jakarta pada Jumat.
Dirinya melanjutkan, biaya tes PCR bagi para pekerja memilik kemungkinan untuk ditanggung oleh pihak kantor.
Baca juga: Syarat Terbang Selama PPKM Darurat, Wajib PCR dan Bawa Kartu Vaksin
Namun, untuk pelancong yang berniat untuk silaturahmi ke sanak saudara, atau sekadar jalan-jalan, biaya tes PCR dirasa cukup membebani.
“Tadi pagi juga ada yang mau berangkat ke Papua, dia tes antigen malah ditolak karena harus PCR. Kasihan banget pokoknya, tiket pasti hangus. Belum lagi tes PR di luar Jawa itu susah,” pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.