Sriwijaya bahkan berhasil mengendalikan jalur perdagangan maritim di Selat Malaka, Selat Sunda, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, dan Selat Karimata.
Ekspansi militer yang sukses besar di Jawa dan Semenanjung Malaya menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali dua pusat perdagangan utama di Asia Tenggara.
Selama masa kepemimpinan Raja Samartungga pada 792 sampai 835 M, Kerajaan Sriwijaya berhasil membangun Candi Borobudur.
Candi Buddha terbesar di dunia ini, secara tuntas dibangun pada 825 M.
Baca juga: Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut Kerajaan Maritim?
Sebagai kerajaan maritim, Kerajaan Sriwijaya mengandalkan kekuatan armada lautnya untuk menguasai jalur pelayaran dan jalur perdagangan serta mempertahankan wilayah.
Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi, pada abad ke-9 M, Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh wilayah Asia Tenggara.
Keberhasilan Sriwijaya dalam mengusai Selat Malaka dan Selat Sunda membuat kerajaan ini menjadi pengendali rute perdagangan rempah.
Kekaisaran yang berpusat di Sumatera ini mengenakan biaya atas setiap kapal yang lewat di Selat Malaka dan Selat Sunda.
Dalam masa kejayaannya, Sriwijaya memiliki peran besar dalam menghancurkan Kerajaan Medang di Jawa. Peristiwa ini diabadikan dalam Prasasti Pucangan.
Runtuhnya istana Kerajaan Medang di Jawa Timur dikenal ldengan peristiwa Mahapralaya.
Baca juga: Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.