Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diskriminasi Vaksin Covid-19 di Uni Eropa, Tidak Semua yang Sudah Vaksin Bisa Melancong ke Sana

Kompas.com - 15/07/2021, 15:36 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber AP News

Diskriminasi yang juga menyulitkan warga Eropa

Pada Juni 2021, CEO Serum Institute of India Adar Poonawalla mengatakan dalam akun Twitter-nya, dia khawatir tentang orang India yang menghadapi masalah saat berkunjung ke UE. Dia tengah mengangkat masalah di tingkat tertinggi ini dengan regulator dan negara.

Pekan lalu, juru bicara Badan Eksekutif UE Stefan De Keersmaeker mengatakan bahwa para regulator berkewajiban memeriksa proses produksi di pabrik India.

“Kami tidak mencoba untuk menciptakan keraguan akan vaksin ini,” jelas De Keersmaeker.

Pihak AstraZeneca mengatakan, mereka sudah menyerahkan dokumen terkait pabrik di India kepada badan pengawas obat UE baru-baru ini.

Baca juga: Asyik, Kini Turis Bisa ke Acropolis di Yunani Lebih Mudah

Namun, mereka tidak mengatakan mengapa tidak melakukannya lebih awal sebelum badan pengawas obat tersebut membuat keputusan pada Januari.

Penolakan dari beberapa otoritas negara untuk mengakui vaksin yang diproduksi di luar UE juga membuat frustrasi beberapa warga Eropa yang divaksin di tempat lain, termasuk AS.

Mantan Duta Besar Perancis untuk Israel, AS, dan PBB bernama Gerard Araud mengatakan di Twitter pekan ini bahwa Covid-19 Pass milik Perancis merupakan bencana bagi orang yang divaksinasi di luar negeri.

Ada peringatan dari pakar kesehatan masyarakat

Para pakar kesehatan masyarakat memperingatkan, negara-negara yang menolak untuk mengakui vaksin yang didukung WHO mempersulit upaya global untuk memulai kembali perjalanan dengan aman.

Raghib Ali dari University of Cambridge mengatakan, mengecualikan beberapa orang dari negara tertentu karena vaksin yang mereka terima sepenuhnya tidak konsisten.

Baca juga: Mirip Negeri Dongeng, Inilah Museum Hans Christian Andersen di Denmark

“Sebab, kita tahu bahwa vaksin-vaksin yang disetujui ini sangat protektif,” ucap dia.

Nsofor mengatakan, dia dan istrinya masih memutuskan ke mana mereka akan liburan musim panas. Namun, mereka lebih condong untuk berlibur ke Singapura atau Afrika Timur.

“Saya tidak menyadari ada begitu banyak lapisan terhadap ketidakadilan vaksin,” pungkas Nsofor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber AP News
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com