Di antara menara jam di kecamatan Pelayangan dan rumah dinas gubernur di Kecamatan Pasar Jambi, terbentang jembatan yang melintas di atas Sungai Batanghari. Jembatan Gentala Arasy, demikian orang biasa menyebut.
Jembatan yang memiliki panjang 503 meter dan lebar 4,5 meter ini hanya dapat dilintasi pejalan kaki. Jika dilihat dari udara akan tampak bentuk jembatan seperti huruf "s".
Kerinci adalah sebuah kabupaten di Jambi dengan Kota Sungaipenuh. Di daerah itu terdapat Taman Nasional Kerinci Seblat. Taman nasional ini adalah yang terluas di Sumatra dan membentang di wilayah Provinsi Jambi, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, dan Bengkulu.
Taman Nasional Kerinci Seblat terdiri dari pegunungan Bukit Barisan dengan puncaknya Gunung Kerinci. Di sini juga terdapat danau kaldera tertinggi di Asia yaitu Danau Gunung Tujuh.
Sementara Danau Sipin adalah danau seluas 89 hektar di pusat Kota Jambi. Setelah dibersihkan dari eceng gondok dan kiambang (tumbuhan air yang biasa mengapung di air tenang), serta lingkungan sekitarnya ditertibkan, pada akhir pekan sebelum pandemi, danau ini dikunjungi 1.000 tamu. Aktivitas keliling danau dengan perahu wisata bisa dilakukan di sini. Kejuaraan dayung juga pernah diselenggarakan di danau Sipin.
Pertanyaan dilanjutkan mengenai oleh-oleh penganan khas Jambi. Sang sopir bertambah bingung lagi. "Jambi bukan daerah wisata," katanya. "Orang datang ke sini untuk urusan dagang, bukan tamasya."
Mobilitas karena dorongan ekonomi yang tinggi mendorong pergerakan manusia antar provinsi demikian kencang. Makin banyak orang dari luar daerah mengunjungi Jambi untuk berbagai keperluan. Pariwisata memang bukan andalan Jambi. Kekayaan alam seperti hasil perkebunan kelapa sawit dan karet menjadi andalan Jambi.
Kondisi itu tentu tidak dapat diabaikan. Wisatawan akan datang walau tujuan semula adalah berbisnis atau tugas kantor. Tempat-tempat wisata akan dicari di sela-sela kunjungan dan oleh-oleh akan menjadi incaran untuk dibawa pulang. Peluang ini yang ditangkap oleh Ibu Thiur, demikian ia biasa dipanggil.
Stik Tempoyak Cap Cus, begitu nama yang diberikan. Awalnya hadir dalam sebuah pameran UMKM di sebuah hotel di Jambi. Dengan kemasan sederhana, stik tempoyak ini menyedot perhatian pengunjung pameran.
Dibanding dengan UMKM lain di Provinsi Jambi yang bergerak di bidang kuliner, kinerja Stik Tempoyak Cap Cus, relatif lebih baik. Ibu Thiur memiliki pengetahuan, pengalaman dan kemauan yang cukup mumpuni untuk menjalankan bisnis kuliner stik tempoyak, sehingga masih tetap eksis hingga kini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.