Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kemunduran Kerajaan Sriwijaya dan Bangkitnya Kerajaan Malayu

Kompas.com - 17/07/2021, 08:33 WIB
Kistin Septiyani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Salah satu pihak yang merasa dirugikan dengan adanya penarikan pajak tersebut adalah Dinasti Cola.

Dinasti yang berasal dari India Selatan ini bahkan menyerbu Kerajaan Sriwijaya sebanyak dua kali, yaitu pada tahun 1017 dan 1025.

Akibat dari serbuan besar yang dilakukan Dinasti Cola, Sriwijaya mengalami kemunduran yang besar. Bahkan beberapa daerah kekuasaannya berhasil ditaklukkan dan diambil alih oleh Dinasti Cola.

Baca juga: Wilayah Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya

Pergerakan Malayu

Serangan Dinasti Cola yang memberikan dampak besar pada kondisi Kerajaan Sriwijaya dimanfaatkan oleh Kerajaan Malayu untuk bangkit kembali.

Berdasarkan catatan sebuah prasasti yang ditemukan di Srilanka, Pangeran Suryanarayana di Malayapura (Malayu) berhasil menguasai Sumatera. Keberhasilan sang pangeran diperkirakan terjadi antara tahun 1055 sampai 1100.

Keinginan Malayu untuk memerdekakan diri dari Sriwijaya sebenarnya sudah ada sejak lama. Bahkan jauh sebelum serangan Dinasti Cola terhadap Sriwijaya terjadi.

Dalam salah satu catatan sejarah, Malayu sempat mengirimkan dua utusannya ke negeri Cina. Pengiriman utusan ini bahkan terjadi dua kali pada tahun 853 dan 871 M.

Baca juga: Kerajaan Sriwijaya: Letak, Raja-raja, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Kebangkitan Malayu dan mundurnya Sriwijaya

Keberhasilan Pangeran Suryanarayan menguasai Sumatera menunjukkan bahwa Kerajaan Malayu berhasil bangkit dan merdeka dari Kerajaan Sriwijaya.

Jejak kebangkitan Malayu ini juga tercatat pada sebuah patung yang ditemukan di daerah Soloksipin, Jambi. Dalam patung makara yang bertanggal tahun 1068 itu, terdapat pahatan nama Dharwira.

Dharwira adalah salah satu tokoh besar di Kerajaan Malayu.

Tak hanya itu, Kronik Cina "Ling-wai-tai-ta" juga mengungkapkan bahwa pada tahun 1079, 1082, dan 1088, utusan dari Sumatera datang ke Cina.

Pengakuan Kaisar Cina atas utusan-utusan tersebut menunjukkan bahwa Malayu berhasil bangkit. Pasalnya, Kaisar Cina hanya mengakui utusan dari negara-negara yang sudah merdeka.

Bangkitnya Malayu pada masa itu menandakan hilangnya kekuasaan Kerajaan Sriwijaya atas Selat Malaka. Hal ini membuat Sriwijaya semakin mundur.

Sriwijaya juga disebut kehilangan hubungan dengan negeri Cina. Selama abad ke-12 kerajaan ini hanya dua kali mengirim utusannya ke Cina.

Berbanding terbalik dengan keruntuhan Sriwijaya, Kerajaan Malayu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Bahkan pada tahun 1183, Malayu berhasil memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke bagian utara Semenanjung Malaka.

Sumber:

"Kerajaan Sriwijaya: Pusat Pemerintahan dan Perkembangannya" karya Nia Kurnia Sholihat Irfan yang dipublikasikan pada 2015 oleh Kiblat Buku Utama.

"Kebudayaan dan Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia" karya Anton Dwilaksana dipublikasikan oleh Dewarti Press tahun 2018.

Situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com