Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Jejak Sejarah di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya

Kompas.com - 17/07/2021, 14:02 WIB
Kistin Septiyani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai salah satu kerajaan Hindu Buddha yang berpengaruh di Indonesia. Kerajaan yang sudah ada sejak tahun 671 Masehi (M) ini dipercaya sempat menjadi kerajaan terbesar di Asia Tenggara.

Salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang terkenal hingga saat ini adalah Candi Muara Takus yang berada di Riau.

Tak hanya Candi Muara Takus. Kerajaan Sriwijaya juga meninggalkan jejak berupa taman yang kini menjadi tempat wisata Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya.

Baca juga: Sejarah Kemunduran Kerajaan Sriwijaya dan Bangkitnya Kerajaan Malayu

Dilansir dari situs web resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Palembang, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya dulunya dikenal dengan nama Situs Karanganyar.

Pengunjung dapat melihat beragam puing-puing Kerajaan Sriwijaya di tempat wisata ini. Pengunjung juga dapat melihat prasasti yang dibuat pada masa kerajaan terbesar se-Asia Tenggara ini.

Jaringan kanal tua

Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya ini menyajikan jaringan kanal, parit, dan kolam buatan manusia.

Jaringan kanal yang tersusun rapi ini disebut sebagai salah satu bukti berdirinya pusat Kerajaan Sriwijaya di wilayah tersebut.

Baca juga: Jalan-jalan ke Candi Muara Takus di Riau

Kanal dan parit yang dibangun secara teratur tersebut membagi situs tersebut menjadi tiga bagian.

Subsitus Karanganyar yang pertama berupa sebuah kolam berdenah empat persegi panjang membujur dengan ukuran 623 x 325 meter. Subsitus ini menjadi bagian yang paling besar dari dua lainnya.

Pulau Cempaka, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Palembang, Sumatera SelatanDOK. Gunawan Kartapranata via WikipediaDOK. Gunawan Kartapranata via Wikipedia Pulau Cempaka, Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Palembang, Sumatera SelatanDOK. Gunawan Kartapranata via Wikipedia

Di tengah kolam tersebut, terdapat Pulau Nangka dan Pulau Cempaka. Sebuat pendapa berbentuk bangunan Limasan berdiri di tengah Pulau Nangka.

Subsitus kedua terletak di bagian barat daya. Subtitus ini berupa kolam kecil yang di tengahnya terdapat sebuah pulau berbentuk persegi dengan ukuran 40 x 40 meter.

Baca juga: Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Sementara itu, subsitus ketiga berupa pulau dengan denah persegi berukuran 60 x 60 meter. Bagian ini terletak di sebelah timur subtitus pertama.

Ketiga bagian situs ini dihubungkan tujuh parit. Parit terpanjangnya mencapai 3 kilometer (km) dengan lebar antara 25-30 meter. Parit ini disebut masyarakat setempat dengan nama Suak Bujang.

Jejak purbakala

Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya dipercaya sebagai sisa taman kerajaan yang menjadi bagian dari pusat Sriwijaya. Di objek wisata ini ditemukan sejumlah artefak yang menunjukkan aktivitas masyarakat pada masa itu.

Artefak-artefak tersebut ditemukan dalam beragam bentuk, seperti manik-manik, struktur batu bata, damar, tali ijuk, keramik, dan sisa perahu.

Baca juga: Sejarah Kemunduran Kerajaan Sriwijaya dan Bangkitnya Kerajaan Malayu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com