Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/07/2021, 20:10 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Pemerintah kembali memperpanjang PPKM Darurat dari yang awalnya 3-20 Juli 2021 menjadi 21-26 Juli. 

Setelahnya, kebijakan yang kemudian disebut PPKM Level 3 dan 4 ini kembali diperpanjang menjadi 26 Juli-2 Agustus.

Selama PPKM Darurat berlangsung, mobilitas masyarakat dibatasi dan seluruh tempat wisata ditutup.

Pengetatan yang kini dibagi menjadi Level 3 dan 4 ini diterapkan pada banyak kota/kabupaten di Indonesia.

Baca juga: PPKM Darurat Sebabkan Pelaku Pariwisata Sulit Bergerak

Dibatasinya pergerakan manusia, serta ditutupnya banyak tempat wisata berdampak pada para pelaku sektor pariwisata. Salah satunya adalah Pemilik Geo Trans Wisata bernama Bagus.

“Jangankan PPKM Darurat, keadaan pandemi tanpa PPKM Darurat pun sangat merugikan pelaku pariwisata. Dan selama ini pelaku pariwisata menjadi semacam anak tiri daripada pekerja lain,” ungkap dia, Senin (26/7/2021).

Geo Trans Wisata merupakan usaha pariwisata milik Bagus yang telah beroperasi sejak Agustus 2014. Selain fokus pada kegiatan minat khusus, terutama wisata alam, dia juga merambah dunia rental mobil sembari menyediakan beragam kebutuhan tur seperti privat maupun rombongan wisata.

“Padahal, dunia pariwisata menyumbang pendapatan yang besar juga bagi negara. Untuk alternatif (PPKM Darurat), sebenarnya tetap dengan pelaksanaan protokol kesehatan di kegiatan pariwisata (baik dari wisatawan maupun pelaku pariwisata),” imbuh dia.

Sejak awal pandemi, dia menyetop segala aktivitas pariwisata seperti tur kecuali penyewaan transportasi pariwisata.

Baca juga: Pemkot Batu Akan Beri Insentif kepada Usaha Pariwisata yang Masih Tutup akibat PPKM

Namun, hal tersebut juga baru dilakukan pada tiga bulan terakhir di tahun 2020 untuk meyesuaikan dengan aturan pemerintah.

“Di awal pandemi, untuk operasionalnya sebatas marketing saja. Untuk kegiatan yang melibatkan orang banyak memang belum aktif kembali,” jelas dia.

Tetap bertahan sejak pandemi melanda

Tempat wisata bernama Tebing Breksi di Yogyakarta (Shutterstock/Yasuspade).Shutterstock/Yasuspade Tempat wisata bernama Tebing Breksi di Yogyakarta (Shutterstock/Yasuspade).

Bagus mengungkapkan bahwa dahulu usaha pariwisatanya merupakan penyokong utama perekonomiannya.

Namun sejak pandemi melanda, dia melakukan berbagai cara agar tetap bertahan baik untuk kehidupan pribadi maupun kehidupan usaha pariwisatanya.

Baca juga: IHGMA Bali Sebut Waktu Pembukaan Pariwisata untuk Turis Asing Penting, Tapi...

“Geo Trans Wisata tidak memiliki karyawan tetap, jadi kami tidak melakukan PHK. Cuma ya tenaga freelance yang biasa kami ajak kerja pun nanyain kapan ada pekerjaan lagi,” jelasnya.

Saat ini, Bagus banting setir menjadi pengemudi taksi daring meski hal tersebut juga dilakukan sambil mempromosikan usaha pariwisatanya.

Selain itu, dia juga memiliki beberapa usaha melalui kerja sama dengan temannya untuk penjualan beragam produk batik.

“Dan usaha-usaha lain yang minim risiko dan minim modal uang,” lanjut dia.

Baca juga: Jangan Lupa, Jalur Pendakian 11 Gunung Ini Masih Tutup Selama PPKM Darurat

Untuk rencana ke depannya, jika PPKM Darurat diperpanjang mulai 3 Agustus, siasat yang telah dipikirkan oleh Bagus adalah menjadi pembuat konten di YouTube.

“Saya sendiri mencoba mengelola kanal YouTube agar lebih pantas untuk dilihat dan bisa diuangkan,” ucapnya.

Tetap siapkan paket wisata

Meski aktivitas wisata dalam usaha pariwisatanya belum berjalan, Bagus mengatakan bahwa dia tengah menyiapkan open trip ke Bali dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Rencananya, jika PPKM Darurat tidak diperpanjang dan mobilitas masyarakat bisa dimulai kembali, serta tempat wisata telah dibuka kembali, paket wisata tersebut akan berlangsung pada akhir September.

Baca juga: Pengelola Hotel di Kota Malang Berharap Solusi Selain PPKM Darurat

“Untuk prokes, wajib masker dan pemberian masker gratis setiap masuk bus agar tidak ada virus terbawa dari luar. Pembatasan tempat duduk untuk menyiasati jaga jarak, dan sterilisasi bus dengan menyemprot armada dan menyediakan hand sanitizer,” jelas dia.

Bus juga akan berhenti setiap empat jam sekali untuk pergantian udara di bus dan sterilisasi area dalam bus.

Baca juga: PPKM Darurat, TN dan TWA akan Buka Sesuai Arahan Satgas Covid-19

Lebih lanjut, wisatawan yang mengikuti paket wisata tersebut akan diberikan minuman selamat datang berupa minuman herbal.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hati-hati Pakai Headphone di Pesawat, Ini Alasannya

Hati-hati Pakai Headphone di Pesawat, Ini Alasannya

Jalan Jalan
Desa di Bangka Tengah Ini Gelar Event Budaya Jelang Mulid Nabi Muhammad, Ada Kirab 1.000 Telur

Desa di Bangka Tengah Ini Gelar Event Budaya Jelang Mulid Nabi Muhammad, Ada Kirab 1.000 Telur

Travel Update
Kawasan Gunung Bromo Akan Direboisasi pada 2024

Kawasan Gunung Bromo Akan Direboisasi pada 2024

Travel Update
Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya Ditutup sampai 1 Oktober

Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya Ditutup sampai 1 Oktober

Travel Update
Jelang MotoGP Mandalika 2023, Jumlah Hotel di Mandalika Masih Kurang

Jelang MotoGP Mandalika 2023, Jumlah Hotel di Mandalika Masih Kurang

Travel Update
Panduan Wisata Safari Beach Jateng di Batang

Panduan Wisata Safari Beach Jateng di Batang

Jalan Jalan
Dampak Kebakaran Bromo, Kerugian Capai Rp 89,76 Miliar

Dampak Kebakaran Bromo, Kerugian Capai Rp 89,76 Miliar

Travel Update
5 Aktivitas di Jakarta Architecture Festival 2023, Lihat Pemandangan dari Ketinggian

5 Aktivitas di Jakarta Architecture Festival 2023, Lihat Pemandangan dari Ketinggian

Travel Tips
5 Tips Berkunjung ke Museum Petilasan Mbah Maridjan, Sekalian Lava Tour

5 Tips Berkunjung ke Museum Petilasan Mbah Maridjan, Sekalian Lava Tour

Travel Tips
291.526 Turis India Terbang ke Bali Sepanjang 2023, Terbanyak Setelah Australia

291.526 Turis India Terbang ke Bali Sepanjang 2023, Terbanyak Setelah Australia

Travel Update
Panduan Lengkap ke Jakarta Architecture Festival 2023, Cuma Sampai 30 September

Panduan Lengkap ke Jakarta Architecture Festival 2023, Cuma Sampai 30 September

Travel Tips
5 Spot Foto di Jakarta Architecture Festival 2023, Tempatnya Estetis

5 Spot Foto di Jakarta Architecture Festival 2023, Tempatnya Estetis

Travel Tips
7 Wisata Sejarah dan Budaya di Payakumbuh, Ada Rumah Gadang yang Usianya Ratusan Tahun

7 Wisata Sejarah dan Budaya di Payakumbuh, Ada Rumah Gadang yang Usianya Ratusan Tahun

Jalan Jalan
Cara ke Lapangan Banteng Naik Transjakarta, KRL, dan MRT

Cara ke Lapangan Banteng Naik Transjakarta, KRL, dan MRT

Travel Update
Jadwal Air Mancur di Lapangan Banteng 2023, Ada Dua Sesi

Jadwal Air Mancur di Lapangan Banteng 2023, Ada Dua Sesi

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com