KOMPAS.com - Saat berbicara tentang desa wisata, mungkin sebagian orang mengira seluruh warga desa akan beralih profesi menjadi pelaku pariwisata.
Namun, Ketua Umum Asosiasi Desa Wisata Indonesia (Asidewi) Andi Yuwono mengungkapkan kepada Kompas.com, Minggu (1/8/2021), bahwa pariwisata hanya profesi tambahan.
“Adanya wisata (di desa), masyarakat tidak harus mengubah profesi. Wisata adalah bonus. Kenapa bonus? Karena uang-uang dari profesi mereka bisa menjadi lebih ketika dikemas menjadi suguhan produk jasa,” jelasnya.
Baca juga: Kubu Gadang, Desa Wisata Favorit Turis Asing di Padang Panjang
Sebagai contoh untuk profesi petani, melalui pelatihan lebih lanjut profesi mereka bisa dijadikan sebagai jasa pemberian wawasan seputar pertanian kepada wisatawan yang melakukan aktivitas bertani di desa wisata.
Jasa lainnya adalah mereka bisa menjadikan tempat tinggalnya sebagai homestay bagi para wisatawan yang datang.
“Jadi, kalau desa disulap menjadi desa wisata, maka desa ini punya nilai tambah. Mereka tetap jadi petani, nelayan, tapi punya nilai tambah secara ekonomi. Kenapa? Karena aktivitas mereka sehari-hari bisa menjadi atraksi wisata yang punya nilai,” kata Andi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, desa wisata yang berkembang dan berkelanjutan bisa menciptakan lapangan kerja.
Menurut dia, saat mengunjungi Desa Wisata Pujon Kidul di Kabupaten Malang pada Sabtu (22/5/2021), desa wisat aperlu meningkatkan keterampilan dan kemampuan agar hal tersebut terwujud.
Baca juga: Ngawi Punya Desa Wisata yang Menarik, Tertarik untuk Berkunjung?
“Kita ingin tingkatkan keterampilan, kemampuan dari pengelola desa wisata untuk beradaptasi dengan teknologi digital agar peluang-peluang masa depan dicetak dan kita bisa jadi pemenang dengan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya,” kata dia, mengutip Kompas.com, Minggu (23/5/2021).
Sandiaga melanjutkan, desa wisata yang dikelola dengan pendekatan ekonomi kreatif dapat meningkatkan sektor perekonomian di tengah masyarakat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.