Sri dibesarkan oleh Dewi Uma, permasuri Batara Guru. Bagi Batara Guru, Sri telah menjadi anaknya sendiri.
Batara Guru adalah penguasa kemegahan dan keperkasaan langit. Sri adalah anak yang dilahirkan dari keprihatinan dan kemiskinan Bumi.
Baca juga: Bersama Dewi Sri, Menjaga Pertiwi
Kekerasan langit terhadap Bumi terjadi ketika Batara Guru malah jatuh cinta pada Dewi Sri dan ingin menyetubuhinya. Ini berarti ada konflik antara kekerasan dan kelemahlembutan.
"Karena langit adalah simbol lelaki sebagai 'unsur nonkultur' dan wanita itu adalah simbol Bumi sebagai 'unsur kultur', kisah cinta sepihak ini adalah lelakon kekerasan 'nonkultur'' terhadap 'kultur'," tulis Sindunata.
Sri menolak untuk disetubuhi ayahnya sendiri. Namun, karena terus-menerus dipaksa, ia rela, asal Batara Guru dapat memberinya buah-buahan yang dia idam-idamkan.
Sejak ia menginginkan buah idamannya itu, Sri tak lagi punya selera makan. Badannya menjadi makin lemah seperti pohon yang tak mendapatkan air dan sinar mata hari.
Adapun Batara Guru tak berhasil mendapatkan buah idaman Sri itu. Akhirnya Sri mati.
Namun, kematiannya memberikan kehidupan dan kesuburan bagi para petani.
Dari kepalanya tumbuh pohon kelapa. Dari pusarnya tumbuh tanaman padi. Dari vaginanya tumbuh pohon aren. Dan dari dadanya mencuat buah gantung berupa kates. Dari tangannya tumbuh mangga. Dan dari kakinya tumbuh buah-buahan pendam seperti ubi dan ketela.
Inilah simbol kehidupan yang menjadi lakon keberadaan mitologi Dewi Sri hingga kini.
Seri tulisan berikutnya dari Serial Legenda Dewi Sri akan bertutur tentang beragam perspektif yang punya kaitan dengan sosok Dewi Sri. Tentu, pertanian akan menjadi salah satunya.
Jangan dulu merasa sudah tahu ya. Karena ternyata seru juga ketika dikulik lebih dalam.
Tunggu dan jangan terlewat tulisan berikutnya....
Baca juga: Sepatan Lembu Sura dan Runtuhnya Majapahit, Mitos dan Sains Gunung Kelud...
Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI
Catatan:
Naskah utuh dari artikel harian Kompas yang dikutip untuk tulisan ini dapat diakses publik melalui layanan Kompas Data.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.