KOMPAS.com – Situs web informasi visa VisaGuide.World baru-baru ini meluncurkan daftar 45 negara yang menerima wisatawan bervaksin Sinovac.
Situs web tersebut juga mengembangkan sebuah alat guna mengetahui apakah destinasi wisata yang ingin dikunjungi wisatawan menerima jenis vaksin tertentu.
Berikut sejumlah informasi yang perlu diketahui tentang Sinovac dan negara-negara tersebut:
Dilansir dari Kompas.com, Sinovac adalah salah satu vaksin buatan perusahaan farmasi China yang digunakan di Indonesia.
Pada 1 Juni 2021, Sinovac mendapat persetujuan dalam penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Situs web WHO memuat daftar 39 negara yang menerima Sinovac, antara lain Indonesia, China, Malaysia, dan Thailand.
Baca juga: Phuket Tetap Sambut Turis Asing, tetapi Tutup untuk Pelancong Lokal Thailand
Kendati demikian, tidak semua negara menerima wisatawan asing yang bervaksin Sinovac. Sebab, ada beberapa negara yang hanya menerima wisatawan asing bervaksin yang disetujui oleh European Medicines Agency (EMA).
Adapun, berdasarkan situs web EMA, jenis vaksin yang disetujui oleh EMA sejauh ini adalah Janssen (Johnson & Johnson), Spikevax (Moderna), Vaxsevria (AstraZeneca), dan Comirnaty.
Baca juga: Diskriminasi Vaksin Covid-19 di Uni Eropa, Tidak Semua yang Sudah Vaksin Bisa Melancong ke Sana
Sinovac dan Sinopharm adalah dua vaksin yang berbeda, meski sama-sama berasal dari China dan dibuat dari virus yang telah dimatikan.
Kompas.com melaporkan, Sinovac-CoronaVac adalah vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac China National Pharmaceutical Group. Sedangkan, BBIP adalah vaksin yang dibuat oleh Sinopharm China National Pharmaceutical Group.
Baca juga: 5 Negara yang Terima Paspor Vaksin Covid-19 Jepang, Ada Indonesia?
Berikut daftar 45 negara yang menerima wisatawan asing yang disuntik vaksin Sinovac menurut VisaGuide.World:
Baca juga: 8 Negara Ini Larang Kedatangan dari Indonesia, Ada Arab Saudi
Berangkat dari daftar negara tersebut, harap diingat bahwa beda negara menerapkan aturan jenis vaksin yang berbeda pula.
Pasalnya, ada beberapa negara yang tidak menyebutkan secara spesifik jenis vaksin yang diterima untuk kedatangan.