Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Proses Pembersihan Keris pada Malam Satu Suro

Kompas.com - 09/08/2021, 20:31 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

KOMPAS.comJamasan pusaka atau pembersihan benda pusaka merupakan salah satu ritual yang kerap dilakukan pihak keraton saat Bulan Suro tiba.

Dalam proses tersebut, salah satu benda pusaka yang hingga kini selalu memiliki nilai sentimental tersendiri adalah keris. Namun selain keris, ada pula tombak yang masuk dalam jamasan pusaka.

Baca juga: Pura Mangkunegaran Kembali Tiadakan Kirab Pusakadalem Tahun 2021

Melansir Kompas.com, Selasa (3/12/2019), pembersihan benda pusaka termasuk keris biasa dilakukan pada malam satu suro. Namun, keris tidak selalu harus disucikan pada malam tersebut.

Konservator Museum Pusaka Taman Ismail Marzuki Jakarta bernama Nasip Hadiprayitno mengatakan, proses pembersihan keris pada malam satu suro hanya kepercayaan belaka.

“Tidak harus satu suro, itu hanya prosesi saja. Kalau membersihkan bisa kapan saja. Jangan menunggu satu suro apalagi kalau kerisnya sudah sangat karatan. Nanti malah rusak,” kata dia yang sudah menjadi konservator sejak 1993.

Pernyataan itu Nasip sampaikan dalam United Nations Day 2019, Indonesian Heritage for Global Peace and Sustainable Development di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Senin (2/12/2019).

Baca juga: Ritual Pencucian Keris Saat Bulan Suro pada Masyarakat Jawa

Proses pencucian keris dalam jamasan pusaka

  • Baca doa

Dalam melakukan pencucian keris, proses yang paling penting untuk dilakukan adalah proses mencuci dengan benar agar keris terawat baik.

Dalam proses tersebut, Nasip mengaku hanya membaca doa biasa sebelum melakukan proses penyucian keris.

Di Desa Aeng Tong Tong, Sumenep, Jawa Timur, penduduk satu desa membuat keris berkualitas. Desa ini masih mempertahankan budaya sejak zaman Kerajaan Sumenep. Dahulu para raja Madura mempercayakan pembuatan keris dan senjata untuk prajurit dari desa ini.ANTARA FOTO/SAIFUL BAHRI Di Desa Aeng Tong Tong, Sumenep, Jawa Timur, penduduk satu desa membuat keris berkualitas. Desa ini masih mempertahankan budaya sejak zaman Kerajaan Sumenep. Dahulu para raja Madura mempercayakan pembuatan keris dan senjata untuk prajurit dari desa ini.

  • Bahan-bahan penyuci keris disiapkan

Untuk mencuci keris, terdapat sejumlah bahan yang perlu disiapkan, seperti air biasa dengan kembang, air jeruk nipis, air yang sudah dicampur bubuk warangan, dan sabun.

  • Keris dicelup ke air dan digosok air jeruk nipis

Tahap pertama yang dilakukan oleh Nasip adalah mencelupkan keris ke dalam air kembang. Lalu, dia menggosok keris dengan air jeruk nipis.

Baca juga: Mendaki dan Berziarah ke Gunung Lawu Saat Malam 1 Suro

Adapun, air jeruk nipis berfungsi untuk menghilangkan karat pada keris. Proses ini terus dilakukan sampai karat mulai hilang.

“Kalau sudah hilang, dicelup ke air lagi sampai air jeruk nipisnya hilang,” tuturnya.

  • Celup ke air warangan

Setelah air jeruk nipis hilang, keris akan dicelup ke dalam air warangan atau air yang dicampur arsenik. Air ini berwarna hitam pekat, dan berbau menyengat.

Berbagai macam keris di Museum Pusaka TMII Jakarta.KOMPAS.com/Kristianto Purnomo Berbagai macam keris di Museum Pusaka TMII Jakarta.

Nasip menjelaskan, bahwa air ini berfungsi untuk memunculkan motif pada keris. Proses ini hanya dilakukan 15-20 menit saja sampai motif terlihat kembali.

  • Keris dibersihkan pakai sabun

Setelah dicelup ke air warangan, keris akan diangkat untuk dicelup ke air biasa lagi dan dibersihkan dengan sabun.

Baca juga: Sambut Bulan Suro, Tradisi Sapi-sapian Digelar di Banyuwangi

Setelah itu, keris akan dibilas menggunakan air dan dikeringkan dengan handuk. Lalu, keris akan dioles dengan minyak melati agar berkilau dan wangi.

Nasip mengungkapkan, sebagian besar masyarakat Jawa masih percaya bahwa keris merupakan benda pusaka yang dianggap memiliki kekuatan ghaib.

Menurutnya, dengan mencuci keris secara rutin, selain pada malam satu suro, hal tersebut juga bisa merawat “isi” atau “tuah” yang ada di dalam keris. Tentunya agar keris tidak berkarat juga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com