BANYUWANGI, KOMPAS.com - Satu Suro atau tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 Hijriah jatuh pada hari Selasa, (10/8/2021).
Menurut Budayawan Banyuwangi Aekanu Hariyono, masyarakat Banyuwangi menganggap istimewa satu suro atau muharram. Hal ini terlihat dari banyaknya ritual yang ada di sejumlah wilayah di Banyuwangi.
Adapun, perayaan satu suro tahun 2021 masih dilakukan di tengah wabah Covid-19. Sejumlah tradisi pun dilakukan secara terbatas.
Baca juga: Tradisi Satu Suro di Banyuwangi, dari Jamasan hingga Petik Laut
"Inti ritualnya saja, misalnya selamatan dengan tidak menimbulkan kerumunan," kata Aekanu kepada Kompas.com, Selasa (10/8/2021).
Menurut dia, hal tersebut sudah bijak karena inti dari ritual ini adalah rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa.
Ritual satu suro di Banyuwangi tahun ini juga ditujukan untuk memohon keselamatan dan dilindungi dari segala malapetaka, termasuk wabah Covid-19.
"Balak penyakit yang bersifat alamiah maupun berupa gangguan gaib, termasuk untuk mengusir pageblug (wabah) pandemi covid-19 ini," kata dia.
Ia menambahkan masyarakat Banyuwangi, baik Mataraman, Madura, dan Osing, masih mempercayai bahwa mereka tinggal di tanah leluhur. Mereka menyadari bahwa ritual ini digelar sebagai media berkomunikasi dengan sesuatu di luar dirinya.
Selain itu, ritual juga merupakan bentuk usaha manusia memahami dan menyelaraskan hidup dengan apa yang ada di sekitarnya.
"Mereka percaya bahwa kehidupan manusia akan berjalan baik apabila keharmonisan dalam masyarakat dengan alam dan Tuhan Adikrodati tetap terjaga," katanya.
Ia menjelaskan, ritual-ritual komunal yang ada di bulan Suro di Banyuwangi, antara lain suroan (ritual satu suro) di pantai, seperti petik laut di Lampon dan Muncar.
Baca juga: PHRI Banyuwangi Minta PPKM Tak Diperpanjang, Khawatir PHK Besar-besaran
Ada pula suroan di hutan, misalnya wayang kulit di Taman Nasional Alas Purwo. Selanjutnya, ada ruwatan dengan wayang kulit di beberapa tempat komunitas kejawen, misalnya Purwo Ayu Mardi Utomo (PAMU) di Buyut Joyopurnomo, Dusun Tojo Temuguruh.
Ritual selanjutnya adalah jamasan pusaka, Keboan Aliyan, dan Kebo-Keboan Alas Malang Singojuruh.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.