Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Banyuwangi dari Kerajaan Blambangan sampai Zaman Belanda

Kompas.com - 11/08/2021, 13:01 WIB
Kistin Septiyani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber iPusnas

KOMPAS.com - Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini memiliki banyak tempat wisata, baik itu alam maupun budaya.

Banyuwangi sendiri memiliki sejarah panjang yang tak bisa terlepas dari Kerajaan Blambangan. Dilansir dari "Banyuwangi dalam Mozaik 2", yang disusun Komunitas Pecinta Sejarah Blambangan, Banyuwangi dulunya berada dalam wilayah kekuasaan Kerajaan Blambangan.

Blambangan disebut sebagai kerajaan yang gterletak di ujung timur Pulau Jawa. Wilayah ini awalnya tercatat sebagai salah satu provinsi di masa Kerajaan Majapahit.

Baca juga: Pemkab Banyuwangi Lakukan Pendataan Jumlah Pelaku Sektor Pariwisata

Berdirinya Blambangan

Wilayah Blambangan merupakan hadiah yang diberikan Raden Wiajaya (raja pertama Majapahit) pada Aria Wiraraja karena telah membantunya mendirikan Majapahit.

Kerajaan Blambangan DOK. banyuwangikab.go.idDOK. banyuwangikab.go.id Kerajaan Blambangan DOK. banyuwangikab.go.id

Blambangan dulunya juga disebut sebagai Oosthoek yang berarti Semenanjung Timur.

Setelah Majapahi megalami keruntuhan pada abad ke-16, Blambangan disebut tetap berdiri sebagai Kerajaan Hindu di ujung timur Jawa.

Baca juga: PHRI Banyuwangi Minta PPKM Tak Diperpanjang, Khawatir PHK Besar-besaran

Perang suci Sultan Agung

Pada abad ke-17, ideologi perang suci pecah di Blambangan. Serbuan Sultan Agung dari Mataram Islam berhasil meluluhlantakkan wilayah tersebut.

Kerajan Gelgel, Buleleng, dan Mengwi dari Bali dijadikan sebagai pelindung Daerah Blambangan.

Sementara itu di wilayah bagian barat kerajaan, berkembang dinasti baru di bawah kekuasaaan Tawang Alun. Perkembangan ini mencapai puncaknya di bawah kekuasaan Raja Tawang Alun II yang berhasil membebaskan Blambangan dari kekuasaan asing.

Baca juga: Pemkab Banyuwangi Salurkan Bantuan 2,1 Ton Beras ke Pelaku Wisata di Kawah Ijen

Sayangnya pada 1691 setelah Tawang Alun II wafat, terjadi pperebutan kekuasaan antara para pangeran. Akibatnya, Ibukota Blambangan diindahkan dari Macan Putih ke Wijenan.

Tak lama setelah perpindahan tersebut, ibukota kembali dipindahkan ke Lateng atau yang akrab disebut sebagai Rogjampi.

Pemindahan Ibu Kota Blambangan pada masa Belanda

Pemindahan Ibu Kota Blambangan tak berhenti di situ. Kerajaan ini terus mengalami perpindahan ibu kota, bahkan saat berada di bawah kekuasaan Belanda.

Belanda berhasil menguasai Blambangan pada tahun 1767. Setelah menuntaskan perlawanan dari asukan Agung Wilis, Belada memindahkan ibu kota ke Pampang. Perpindahan ini terjadi lantara Lateng yang saat itu menjadi ibu kota diserang wabah penyakit berbahaya.

Akibat wabah tersebut, banyak prajurit Belanda yang kehilangan nyawa. Ibu kota pun dipindah ke Pampang yang juga lebih dekat dengan pelabuhan.

Baca juga: Banyak Reservasi Hotel di Banyuwangi Batal akibat PPKM Darurat, Okupansi Anjlok

Belanda kembali memindahkan ibu kota Blambangan ke Banyuwangi pada 1774. Pemindahan ini dilakukan setelah pasukan Belanda berhasil memenangkan Perang Puputan Bayu.

Perang hebat yang menjadi cikal-bakal Banyuwangi di ujung timur Jawa itu mencapai puncaknya pada 18 Desember 1771. Oleh sebab itu, perayaan hari jadi Banyuwangi diperingati pada 18 Desember setiap tahunnya.

Peninggalan sejarah Blambangan di Banyuwangi

Sejarah Kerajaan Blambangan sendiri hingga kini dapat dijumpai di beberapa tempat di Banyuwangi. Salah satu peninggalan adalah Tembok Rejo yang berupa sebuh tembok bekas benteng Kerajaan Blambangan.

Situs Umpak di Tembokrejo, Banyuwangi DOK. tembokrejo.desa.idDOK. tembokrejo.desa.id Situs Umpak di Tembokrejo, Banyuwangi DOK. tembokrejo.desa.id

Tembok ini terkubur di dalam tanah, di area persawahan Desa Tembokrejo. Panjang tembok ini mencapai 5 kilometer (km) dan terpendam di bawah permukaan tanah dengan kedalaman setengah hingga satu meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber iPusnas
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com