Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Garuda Wisnu Kencana di Bali, Salah Satu Patung Tertinggi Dunia

Kompas.com - Diperbarui 01/11/2022, 17:53 WIB
Shalika Rahma Kencana,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) tidak berhenti menarik perhatian bagi wisatawan domestik atau mancanegara. Ikon Bali karya Nyoman Nuarta ini diresmikan pada September 2018.

Patung ikonik ini dapat ditemukan di Taman Budaya Garuda Kencana atau GWK yang terletak di bagian selatan Pulau Bali.

Baca juga: 25 Wisata Bali yang Populer dan Unik, Pas buat Libur Panjang

GWK tepatnya terletak di Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Perjalanan ke GWK dari Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 10-15 menit.

Selain menjadi tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, Garuda Wisnu Kencana juga memiliki sejumlah fakta dan keunikan yang menjadi daya tarik tersendiri.

Fakta Garuda Wisnu Kencana

Berikut sejarah dan fakta menarik tentang Garuda Wisnu Kencana, seperti dirangkum Kompas.com:

1. GWK tersusun dari 754 modul

Patung Garuda Wisnu Kencana yang bisa dilihat dari kejauhan ini terdiri dari sekitar 754 modul. Satu modulnya berukuran 4x3 meter dengan berat lebih kuran 1 ton.

Suasana pesta kembang api saat malam perayaan pergantian tahun di kawasan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Ungasan, Badung, Bali, Rabu (1/1/2020).ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Suasana pesta kembang api saat malam perayaan pergantian tahun di kawasan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Ungasan, Badung, Bali, Rabu (1/1/2020).

Pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana membutuhkan banyak sekali material dan pekerja.

Terdapat setidaknya 1.000 pekerja yang terlibat dalam pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana yang kemudian dibagi dua. Di Bandung terdapat 400 pekerja, sedangkan di Bali terdapat 600 pekerja.

"Kami tidak sekedar bikin patung besar, waktu kami membuat modelnya yang sudah melalui seleksi, pemikiran segala macam, baru kami putuskan bentuk GWK seperti itu," kata Nyoman Nuarta, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (22/9/2018).

Baca juga: Pembangunan Patung GWK: Dari 754 Modul, 82 Belum Terpasang

2. GWK berdiri setelah proses 28 tahun

Patung ikonik di Bali ini tidak dibuat dalam waktu singkat. Pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana meLalui proses panjang selama 28 tahun.

Proses penyelesaian pembangunan patung GWKDok. Pengelola GWK Proses penyelesaian pembangunan patung GWK

Diberitakan Kompas.com, Minggu (14/03/2021), Patung Garuda Wisnu Kencana mulai digagas pada 1989.

Waktu itu, Nyoman menggagasnya bersama Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Joop Ave, Menteri Pertambangan dan Energi IB Sudjana, serta Gubernur Bali Ida Bagus Oka.

Baca juga: 54 Tempat Wisata di Bali Tengah, Banyak Destinasi Alam Terbuka

Proyek ini disetujui Presiden Soeharto pada 1990. Namun, pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana sempat terhenti karena krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1998.

Baru pada 2013, peletakan batu pertama patung ini dilakukan.

 

3. GWK, salah satu patung tertinggi di dunia

Dikutip dari Kompas.com, Jumat (12/10/2018), patung Garuda Wisnu Kencana memiliki tinggi 121 meter dan lebar 64 meter. Kemegahannya bisa dilihat bahkan dari berbagai kawasan lain di Bali yang jaraknya cukup jauh.

Suasana pesta kembang api saat malam perayaan pergantian tahun di kawasan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Ungasan, Badung, Bali, Rabu (1/1/2020).ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Suasana pesta kembang api saat malam perayaan pergantian tahun di kawasan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Ungasan, Badung, Bali, Rabu (1/1/2020).

Kompas.com, misalnya, sempat melihat patung ini dari kejauhan ketika melintasi jalan Tol Bali Mandara saat hendak menuju ke arah Kintamani.

Sebagai perbandingan, patung Garuda Wisnu Kencana mengalahkan tinggi Patung Liberty yang tingginya mencapai 93 meter.

Baca juga: 30 Tempat Wisata di Bali Barat, Jelajahi Pantai yang Masih Asri

Hal ini membuat patung Garuda Wisnu Kencana termasuk ke dalam daftar patung tertinggi di dunia yang menelan biaya pembuatan sekitar Rp 450 miliar.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

4. Filosofi patung GWK

Menurut situs web Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, patung Garuda Wisnu Kencana ini menggambarkan Dewa Wisnu yang tengah mengendarai Garuda. Dalam mitologi Hindu, Dewa Wisnu dipandang sebagai pelindung alam semesta.

Ia didampingi oleh Garuda yang melambangkan kesetiaan dan pengabdian tanpa pamrih. Sementara kencana adalah emas, artinya keduanya dihiasi mahkota dari mosaik emas.

Baca juga: 5 Tempat Wisata di Bali, Cocok untuk Liburan Anak-anak dan Keluarga

Garuda juga merupakan lambang negara Indonesia dan melambangkan kemerdekaan.

5. Bahan baku GWK menggunakan logam tembaga

Bahan baku atau material pembagunan permukaan patung Garuda Wisnu Kencana menggunakan logam tembaga. Total tembaga yang digunakan seluas 25.000 meter persegi. Selain itu, permukaan patung juga dilapisi kuningan.

Obyek wisata Garuda Wisnu Kencana di Badung, Bali.Kompas.com/ Imam Rosidin Obyek wisata Garuda Wisnu Kencana di Badung, Bali.

"Dari pengalaman para seniman untuk patung yang besar paling mudah dan paling tahan dipakai dengan bahan tembaga," ujar Nyoman Nuarta pada Kompas.com pada Kamis (09/08/2018).

Ia melanjutkan, tembaga mudah bergerak, sehingga setelah bentuknya jadi, pihaknya memperkuat dengan kuningan.

Baca juga:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

Jalan Jalan
10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com