Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdaftar di UNESCO Global Geopark, Open Pit Nam Salu Terganjal Persoalan Lahan

Kompas.com - 17/08/2021, 18:13 WIB
Heru Dahnur ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Namun, pihak BP UGGp (UNESCO Global Geopark) Belitong belum dapat menerima opsi tersebut dikarenakan belum adanya sinergi dengan rencana pengembangan geosite.

Sehingga, akhirnya pemerintah daerah meminta pusat untuk memfasilitasi rapat tindak lanjut.

Perwakilan Kemenko Maritim dan Investasi, Kosmas, mengatakan, kesepakatan yang dapat dilakukan adalah menyelamatkan keduanya, yakni usaha penambangan dan juga kegiatan geopark.

"Kegiatan geopark seperti yang kita tahu merupakan sesuatu yang harus di kawal karena merupakan bagian dari komitmen internasional kita, karena Geosite Nam Salu ini akan terus dimonitor oleh pihak UNESCO. Setiap saat orang-orang dari UNESCO bisa datang dan memantau perkembangan geopark Belitong ini. Sehingga, kita akan mencari titik temu sebaik-baiknya tanpa merugikan pihak mana pun," jelas Kosmas.

Baca juga: Tanjung Kelayang di Belitung Tawarkan Aktivitas Seru Naik Jet Ski

Ia menambahkan, kesepakatan sementara dari rapat ini adalah pembentukan tim kecil dari 100 persen unsur pemerintah dari lembaga terkait.

Adapun tujuannya untuk membahas secara teknis dan membuat kajian yang akan melahirkan sebuah rekomendasi dengan tenggat waktu dua minggu.

Hasil rekomendasi kemudian akan disampaikan pada rapat berikutnya.

Ia mengatakan, permasalahan ini tidak dapat dilakukan secara terburu-buru tapi juga tak boleh berlarut-larut.

Baca juga: Pantau Hewan Langka di Belitung Ini, Sandiaga Susuri Bukit Malam Hari

Kosmas juga meminta PT MCM menyampaikan rencana kerja tambang atas lahan yang sedang dibicarakan secara lebih rinci pada pertemuan berikutnya.

Begitu pula dengan jajaran geopark Belitong agar dapat menjelaskan apa saja kegiatan dan aktivitas di dalam geosite Pit Nam Salu.

"Tim ini akan bekerja dengan mengedepankan kepentingan bersama untuk bangsa dan negara serta martabat bangsa dengan tidak memihak kepada salah satu pihak," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com