Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Samin dan Kisah Perlawanan Zaman Kolonial Tanpa Kekerasan

Kompas.com - 19/08/2021, 08:12 WIB
Kistin Septiyani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sumber iPusnas

Sedulur Sikep

Pada masa penjajahan Belanda, kelompok pengikut Samin disebut sebagai orang yang tidak jujur.

Masyarakat Samin memiliki citra yang buruk pada abad ke-18.

Oleh sebab itu, mereka lebih senang menyebut diri sendiri sebagai Sedulur Sikep.

Sedulur Sikep atau Wong Sikep memiliki arti orang yang baik dan jujur. Sikep juga dapat diartikan sebagai orang yang bertaggung jawab.

Baca juga: 7 Pola Budaya yang Bisa Ditemukan di Kehidupan Suku Baduy

Ajaran Samin

Anak-anak menarikan tarian Suku Samin di Blora, Jawa Tengah DOK. Shutterstock/Zakariya AFShutterstock/Zakariya AF Anak-anak menarikan tarian Suku Samin di Blora, Jawa Tengah DOK. Shutterstock/Zakariya AF

Saminisme atau ajaran Samin adalah sebuah konsep penolakan tergadap budaya kolonial Belanda.

Ajaran ini juga menolak kapitalisme yang muncul pada masa penjajahan Belanda pada abad ke-19 di Indonesia.

Perlawanan kelompok Samin terhadap Belanda bukanlah melalui kekerasan. Mereka lebih suka melakukan gerakan-gerakan mogok, seperti enggan membayar pajak dan tak mau melakukan kerja tanpa upah.

Pembangkangan ini ternyata menciptakan citra buruk di kalangan masyarakat lainnya.

Perlawanan yang awalnya ditujukan untuk Belanda, menjadi sifat yang dianggap melekat pada pribadi orang-orang Samin.

Secara garis besar ajaran Samin Surosentiko dikenal dalam tiga macam ajaran, yaitu angger-angger pratikel (hukum tindak-tanduk), angger-angger pangucap (hukum berbicara), dan angger-angger lakonana (hukum perihal apa saja yang perlu dilakukan).

Baca juga:

Melansir "Agama Adam dan Peribadatan dalam Ajaran Samin" karya Moh Rosyid, beberapa anggota masyarakat Samin yang ada di Kota Kudus hingga kini masih mempraktikkan ajaran Samin secara total.

Bahkan beberapa dari mereka masih enggan menempuh pendidikan formal.

Masih banyak pula anggota suku yang tak mencatatkan perkawinan karena dulu Samin Surosentiko juga tak melakukannya.

Suku Samin memiliki kepercayaan yang cukup berbeda dengan kebanyakan warga Indonesia. Suku ini menyebut kepercayaan mereka sebagai Agama Adam.

Ajaran agama ini menekankan hubungan baik antar sesama manusia.

Agama yang berbeda dan tidak umum ini membuat masyarakat Suku Samin diperbolehkan untuk mengosongkan kolom agama di kartu tanda penduduk (KTP).

Akan tetapi ajaran agama Islam juga mulai masuk ke suku ini. Tak hanya melalui dakwah, pernikahan juga disebut-sebut menjadi salah satu jalan masuknya agama Islam.

Halaman:
Baca tentang
Sumber iPusnas
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com