Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suku Samin dan Kisah Perlawanan Zaman Kolonial Tanpa Kekerasan

Kompas.com - 19/08/2021, 08:12 WIB
Kistin Septiyani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sumber iPusnas

KOMPAS.com - Samin adalah suku yang mendiami wilayah pedalaman Blora, Jawa Tengah.

Suku ini dikenal akan kehidupannya sebagai petani padi di sekitar Pegunungan Kendeng.

Dilansir dari "Samin: Bahasa Persaudaraan dan Perlawanan" karya Hari Bakti Mardikantoro, kata Samin berasal dari nama tokoh masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut.

Asal-usul suku Samin

 

Samin Surosentiko adalah keturunan Adipati Brotoningrat, bupati yang memerintah Kabupaten Sumoroto atau yang kini dikenal sebagai Tulunganggung pada 1802-1826.

Samin Surosentiko lahir pada tahun 1859 di Desa Ploso Kediran, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, dengan nama Raden Kohar.

Sang ayah, Samin Sepuh, merupakan seorang yang berjasa dalam membantu orang-orang miskin di daerah Bojonegoro, Jawa Timur.

Samin Sepuh memiliki nama asli Raden Surowijaya. Ia merupakan keturunan ningrat yang memutuskan untuk menjalani hidup dengan lebih merakyat.

Kebenciannya pada pemerintah Hinda Belanda membuat Raden Surowijaya menciptakan gerakan moral pada masyarakat.

Ia juga mengubah namanya menjadi Samin Sepuh yang dinilai lebih merakyat.

Samin Surosentiko menjadi satu-satunya anak Samin Sepuh yang menyebarkan ajaran tersebut. Ia bahkan memperluas daerah penyebaran ajaran Samin Sepuh.

Pada tahun 1890, Samin Surosentiko mulai menyebarkan ajaran sang ayah di daerah Klopoduwur, Blora, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar menerima dengan baik ajaran tersebut.

Baca juga:

Banyak orang yang merasa tertarik dan Samin Surosentiko berhasil mengumpulkan banyak pengikut dalam waktu singkat.

Residen Rembang mencatat ada 722 orang yang menjadi pengikut ajaran tersebut pada tahun 1903.

Jumlah tersebut meningkat dengan pesat hanya dalam kurun waktu tiga tahun.

Pada tahun 1907, pengikut Samin mencapai 5.000 orang yang tersebar di Bojonegoro dan bagian selatan Blora.

Samin Surosentiko kemudian diangat sebagai Ratu Adil dengan gelar Prabu Panembahan Suryangalam oleh pengikutnya.

Sayangnya, setelah menjabat selama 40 hari, Samin ditangkap oleh Asisten Wedana Randublatung, Raden Pranolo.

Penangkapan tersebut merupakan buah dari gerakan-gerakan perlawanan yang dilakukan Samin dan pengikutnya.

Meski tanpa kekerasan, kelompok ini kerap melakukan tindakan meresahkan, di antaranya enggan membayar pajak dan mengambil kayu di hutan tanpa izin

Samin Surosentiko berakhir diasingkan ke Kota Padang, Sumatera Utara bersama delapan pengikutnya.

Sang pendiri suku Samin ini meninggal pada tahun 1914 di tempat pengasingan.

Sedulur Sikep

Wanita Suku Samin melakukan Gejog Lesung di Blora, Jawa Tengah DOK. Shutterstock/Zakariya AFShutterstock/Zakariya AF Wanita Suku Samin melakukan Gejog Lesung di Blora, Jawa Tengah DOK. Shutterstock/Zakariya AF

Pada masa penjajahan Belanda, kelompok pengikut Samin disebut sebagai orang yang tidak jujur.

Masyarakat Samin memiliki citra yang buruk pada abad ke-18.

Oleh sebab itu, mereka lebih senang menyebut diri sendiri sebagai Sedulur Sikep.

Sedulur Sikep atau Wong Sikep memiliki arti orang yang baik dan jujur. Sikep juga dapat diartikan sebagai orang yang bertaggung jawab.

Baca juga: 7 Pola Budaya yang Bisa Ditemukan di Kehidupan Suku Baduy

Ajaran Samin

Anak-anak menarikan tarian Suku Samin di Blora, Jawa Tengah DOK. Shutterstock/Zakariya AFShutterstock/Zakariya AF Anak-anak menarikan tarian Suku Samin di Blora, Jawa Tengah DOK. Shutterstock/Zakariya AF

Saminisme atau ajaran Samin adalah sebuah konsep penolakan tergadap budaya kolonial Belanda.

Ajaran ini juga menolak kapitalisme yang muncul pada masa penjajahan Belanda pada abad ke-19 di Indonesia.

Perlawanan kelompok Samin terhadap Belanda bukanlah melalui kekerasan. Mereka lebih suka melakukan gerakan-gerakan mogok, seperti enggan membayar pajak dan tak mau melakukan kerja tanpa upah.

Pembangkangan ini ternyata menciptakan citra buruk di kalangan masyarakat lainnya.

Perlawanan yang awalnya ditujukan untuk Belanda, menjadi sifat yang dianggap melekat pada pribadi orang-orang Samin.

Secara garis besar ajaran Samin Surosentiko dikenal dalam tiga macam ajaran, yaitu angger-angger pratikel (hukum tindak-tanduk), angger-angger pangucap (hukum berbicara), dan angger-angger lakonana (hukum perihal apa saja yang perlu dilakukan).

Baca juga:

Melansir "Agama Adam dan Peribadatan dalam Ajaran Samin" karya Moh Rosyid, beberapa anggota masyarakat Samin yang ada di Kota Kudus hingga kini masih mempraktikkan ajaran Samin secara total.

Bahkan beberapa dari mereka masih enggan menempuh pendidikan formal.

Masih banyak pula anggota suku yang tak mencatatkan perkawinan karena dulu Samin Surosentiko juga tak melakukannya.

Suku Samin memiliki kepercayaan yang cukup berbeda dengan kebanyakan warga Indonesia. Suku ini menyebut kepercayaan mereka sebagai Agama Adam.

Ajaran agama ini menekankan hubungan baik antar sesama manusia.

Agama yang berbeda dan tidak umum ini membuat masyarakat Suku Samin diperbolehkan untuk mengosongkan kolom agama di kartu tanda penduduk (KTP).

Akan tetapi ajaran agama Islam juga mulai masuk ke suku ini. Tak hanya melalui dakwah, pernikahan juga disebut-sebut menjadi salah satu jalan masuknya agama Islam.

Rumah adat dan senjata Suku Samin

KerisShutterstock Keris

Dilansir dari jurnal berjudul "Prinsip Struktur Rumah Srotong Suku Samin Sebagai Dasar perencanaan Rumah Tinggal Tahan Gempa", karya Sunansyah dan Yulita, rumah adat suku Samin bernama Rumah Srotong.

Rumah tersebut juga kerap disebut Rumah Bekuk Lulang.

Rumah ini diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Suku Samin melakukan perlawanan tanpa kekerasan. Sebagian besar anggota Suku Samin bekerja sebagai petani. Oleh sebab itu, suku ini tak memiliki senjata khas.

Baca juga:

Melansir jurnal berjudul "Tradisi dan Pemaknaan Keris Bagi Warga Kudus" karya Mohammad Rosyid, keris memiliki makna khusus di kalangan suku Samin.

Bagi suku Samin, keris adalah gaman (alat atau senjata) uang memiliki fungsi penting dalam kehidupan. Keris hanya digunakan untuk menyerang jika dalam keadaan mendesak.

Keris juga menjadi sebuah warisan yang akan diberikan secara turun-temurun.

Sumber:

Mardikantoro, Hari Bakti. 2017. Samin: Bahasa Persaudaraan dan Perlawanan. Yogyakarta: Forum.

Rosyid, M. 2020. Agama Adam dan Peribadatan dalam Ajaran Samin. Jurna Sosiologi Agama Indonesia. 1(2). JSAI.

Sunansyah, H & E.N. Yulita. 2018. Prinsip Struktur Rumah Srotong Suku Samin Sebagai Dasar perencanaan Rumah Tinggal Tahan Gempa. Universitas Brawijaya.

Rosyid, Mohammad. 2019. Tradisi dan Pemaknaan Keris Bagi Warga Samin. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber iPusnas
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com