Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budaya, Strategi Pemerintah Jawa Barat untuk Pulihkan Pariwisata

Kompas.com - 19/08/2021, 21:05 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Barat Deddy Taufik mengatakan, budaya merupakan kekuatan pariwisata provinsi tersebut dan menjadi salah satu dari lima pilar pemulihan pariwisata akibat pandemi Covid-19.

“Kami dari Provinsi Jawa Barat ada beberapa strategi dalam pemulihan, ada lima pilar yang kita pedomani. Ini budaya jadi kekuatan di Jawa Barat,” jelas dia.

Hal tersebut disampaikan oleh dirinya dalam webinar bertajuk “Kesiapan Tempat Wisata, Horeka, dan Event Pada Pengunjung Tervaksin di Jakarta dan Sekitarnya” pada Kamis (19/8/2021).

Deddy menjelaskan, budaya menjadi kekuatan pariwisata lantaran Jawa Barat memiliki tiga zona budaya yang bisa dijelajahi wisatawan, yakni Sunda Priangan, Betawi, dan Cirebonan.

“Ini jadi kekuatan untuk (wisata) lokal sesuai arahan Menteri. Kekuatan lokal ini yang diangkat. Budaya juga bisa pendekatan (lewat) desa wisata untuk membangkitkan ekonomi pariwisata, termasuk keunikan lokal,” ucapnya.

Deddy menambahkan, 60 persen tempat wisata di provinsi tersebut berbasis alam, 35 persen berbasis religi, dan lima persen merupakan tempat wisata buatan.

Baca juga:

Untuk diketahui, Jawa Barat memiliki beberapa desa wisata yang dapat dikunjungi saat pandemi Covid-19 sudah landai. Wisatawan dapat menikmati kebudayaan dan kearifan lokal yang ditawarkan.

Salah satunya adalah Desa Wisata Cibuntu di Kabupaten Kuningan yang sempat menyabet predikat desa wisata terbaik urutan kelima tingkat ASEAN pada 2006 untuk bidang homestay.

Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan di desa itu adalah melihat peninggalan sejarah dengan berkunjung ke arca peninggalan sejarah masa Hindu Buddha, yakni Saurip Kidul, Bujal Dayeuh, dan Hulu Dayeuh.

Ada juga Agro Eduwisata Organik Mulyaharja atau Kampung Tematik Mulyaharja di Kota Bogor yang memiliki kegiatan wisata, antara lain bertani, main permainan tradisional, dan liwetan di tengah sawah.

Kemudian ada Desa Wisata Cipasung di Kabupaten Majalengka yang masyarakatnya masih memiliki tradisi leluhur tahunan, seperti Tradisi Ngabaliung dan Ngalaksa.

Belajar budaya dan kearifan lokal di desa wisata

Tempat wisata bernama Kampung Tematik Mulyaharja di Kota Bogor, Jawa Barat (dok. Instagram @agroeduwisataorganikmulyaharja).dok. Instagram @agroeduwisataorganikmulyaharja Tempat wisata bernama Kampung Tematik Mulyaharja di Kota Bogor, Jawa Barat (dok. Instagram @agroeduwisataorganikmulyaharja).

Desa wisata merupakan salah satu sektor pariwisata yang tengah gencar dipromosikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Mengutip Kompas.com, Kamis (29/4/2021), Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, hal tersebut lantaran rural tourism tengah naik daun saat ini karena mencakup alam dan budaya.

Adapun, dua hal tersebut dimilik oleh banyak desa wisata di Indonesia termasuk desa wisata yang ada di Jawa Barat.

“Desa wisata dapat semua. Dari segi lingkungan, sosialnya memberikan penghidupan masyarakat desa, bisnisnya karena untung, digitalisasi karena sekarang homestay bayar pakai (sistem) digital,” kata dia.

Baca juga: 

Untuk diketahui, rural tourism merupakan aktivitas pariwisata di mana pengalaman wisatawan berhubungan dengan kegiatan berbasis alam, pertanian, dan gaya hidup pedesaan.

Deputi Sumber Daya & Kelembagaan Kemenparekraf Frans Teguh juga menuturkan hal yang sama dalam bincang virtual Karya Kreatif Indonesia pada Rabu (24/3/2021), mengutip Kompas.com, Sabtu (27/3/2021).

Menurut dia, desa wisata tengah diprioritaskan karena memiliki sejumlah potensi termasuk dijadikan sebagai tempat untuk belajar tentang kearifan lokal.

“Desa wisata sangat cocok dengan fenomena perubahan perilaku pasar hari ini dan pasca-pandemi. Satu, berorientasi lokal. Desa wisata adalah tempat yang sangat ideal untuk belajar mengenai kearifan lokal,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com