Dikutip dari Sekilas Puputan Bayu yang disusun Pemerintah Kabupaten Banywangi, Puputan Bayu adalah peperangan yang terjadi antara pasukan VOC dan pejuang-pejuang Blambangan pada tahun 1771 sampai 1772.
Peperangan ini pecah di daerah Bayu, yang kini menjadi Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi.
Kubu pejuang Blambangan dipimpin oleh Rempeg atau yang lebih dikenal dengan julukan Pangeran Jagapati. Ia merupakan buyut dari Raja Blambangan, Prabu Susuhan Tawangalun.
Puputan Bayu dipicu tindakan Belanda yang saat itu mulai menguasai daerah Blambangan. Kebijakan seperti tanam dan kerja paksa yang diterapkan untuk kaum pribumi membuat Raden Jagapati geram.
Tak hanya itu, Belanda dan pasukannya memperlakukan wanita pribumi dengan semena-mena. Mereka tak memandang apakah si wanita gadis, janda, atau istri orang.
Baca juga: 20 Wisata Banyuwangi dari Alam sampai Budaya
Hal ini kemarahan Raden Jagapati memuncak. Ia kemudian menyusun rencana di daerah Bayu bersama para pejuang untuk menyingkirkan Belanda.
Banyak penduduk daerah lain yang akhirnya bergabung dengan Jagapati di Bayu. Wilayah ini pun menjadi kekuatan baru yang dianggap berbahaya bagi kedudukan VOC di Blambangan.
Puncak Puputan Bayu terjadi pada 18 Desember 1771. Peperangan tersebut memakan banyak korban dari kedua pihak.
Ibu kota Blambangan kemudian dipindahkan ke Banyuwangi. Perang ini berakhir setelah VOC berhasil merebut benteng milik pejuang pada 11 Oktober 1772.
Penduduk Blambangan yang bertahan di kawasan Banyuwangi inilah yang akhirnya menjadi suku Osing.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.