Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Cioko, Festival Hantu Kelaparan Masyarakat Tionghoa

Kompas.com - 21/08/2021, 11:11 WIB
Kistin Septiyani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Festival Cioko merupakan sebuah tradisi yang dilakukan orang Tionghoa setiap tanggal 15 bulan 7 pada penanggalan Tionghoa. Tradisi ini juga disebut sebagai Festival Hantu Kelaparan.

Dikutip dari Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti yang disusun Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Cioko berarti ritual sembahyang dalam agama Khonghucu bagi para arwah, baik arwah para sahabat maupun semua arwah secara umum.

Cioko biasanya diadakan di lapangan atau klenteng. Ritual ini juga disebut sebagai Jing He Ping dalam agama Khonghucu.

Baca juga: Unik, 5 Masjid dengan Arsitektur Tionghoa di Indonesia

Dilansir dari Budaya Masyarakat Cina di Desa Gedong Kabupaten Bangka karya Dwi Setiati, Bulan ke-7 dalam penanggalan China dianggap sebagai bulan hantu.

Pada bulan tersebut, masyarakat Tionghoa percaya bahwa pintu alam baka terbuka dan para hantu dapat berkelana dengan bebas di dunia manusia selama satu bulan penuh.

Pada bulan ke-7 ini, masayarakat Tionghoa merasa harus lebih hati-hati dan selektif dalam melakukan aktivitas. Mereka menghindari kegiatan semacam membuka usaha baru, menikah, atau bepergian jauh.

Baca juga: Bedanya Makanan Imlek Tionghoa Indonesia dengan di China

Hal tersebut dilakukan karena bulan hantu dipenuhi hal-hal yang bersifat tak menguntungkan.

Pada pertengahan bulan hantu ini, warga Tionghoa akan mengadakan perayaan dan persembahyangan sebagai bentuk penghormatan kepada para hantu. Ritual ini disebut juga dengan sembahyang rebut atau cioko.

Sejarah Festival Cioko

Festival Cioko dulunya merupakan tradisi masyarakat agraris. Perayaan tradisi ini berlangsung sebelum masa panen yang jatuh di musim gugur.

Festival Cioko atau Festival Hantu Kelaparan masyarakat Tionghoa DOK. Shutterstock/aShuruwataRiShutterstock/aShuruwataRi Festival Cioko atau Festival Hantu Kelaparan masyarakat Tionghoa DOK. Shutterstock/aShuruwataRi

Para petani melakukan tradisi ini untuk memberikan penghormatan pada para leluhur dan dewa-dewa agar musim panen mereka diberkati.

Adanya pengaruh ajaran Agama Buddha mengembangkan keyakinan masyarakat akan hantu-hantu dan terbukanya pintu alam baka.

Perayaan puncak Festival Cioko

Secara harfiah, cioko berarti menjarah dari altar. Saat tradisi ini berlangsung, orang Tionghoa akan mengadakan persembahyangan di depan altar dengan sajian lengkap.

Festival Cioko atau Festival Hantu Kelaparan masyarakat Tionghoa DOK. Shutterstock/nokhook Shutterstock/nokhook Festival Cioko atau Festival Hantu Kelaparan masyarakat Tionghoa DOK. Shutterstock/nokhook

Sajian tersebut berisi buah-buahan, kue, minuman, dan bermacam-macam masakan. Tradisi ini diadakan untuk mempersembahkan segara keperluan arwah.

Bagi masyarakat China, perayaan ini disebut juga dengan nama Cit Gwee Poa. Festival Cioko tahun ini akan jatuh pada hari Minggu (22/8/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com