KOMPAS.com - Rencana gelembung perjalanan udara (air travel bubble) antara Hong Kong dan Singapura dibatalkan akibat perbedaan strategi.
Pembatalan tersebut diumumkan melalui situs web pemerintah Hong Kong dan Singapura pada Kamis (19/8/2021).
Untuk informasi, travel bubble adalah kebijakan yang memungkinkan wisatawan bepergian tanpa harus menjalani karantina.
Menteri Transportasi Singapura, S. Iswaran, dan Sekretaris Perdanganan dan Pembangunan Ekonomi Hong Kong, Edward Yau, sepakat tidak mendiskusikan lebih jauh rencana travel bubble tersebut untuk saat ini, menurut laman Kementerian Transportasi Singapura.
Baca juga:
S. Iswaran menjelaskan, mereka fokus menyelamatkan penduduk serta meminimalisasi risiko kasus impor.
"Tapi strategi kami berbeda - Singapura mengambil langkah untuk menjadi negara yang tahan Covid-19. Atas landasan tersebut, rekan saya dari Hong Kong, Sekretaris Edward Yau, dan saya telah membahas dan menyimpulkan bahwa kami tidak akan meluncurkan atau mempertahankan gelembung perjalanan udara dalam bentuknya yang sekarang," kata S. Iswaran, dikutip dari The Straits Times, Kamis.
Berdasarkan situs web pemerintah Hong Kong, kedua belah pihak tetap memfasilitasi pelaku perjalanan berdasarkan kebijakan perbatasan masing-masing.
Hong Kong masuk Kategori 1
Di hari yang sama, pemerintah Singapura memasukan Hong Kong dalam daftar Kategori 1.
Wisatawan dari negara-negara Kategori 1 tersebut dapat memasuki Singapura dan harus menjalani tes PCR setibanya di negara itu. Jika hasil tes negatif, mereka dapat melanjutkan aktivitas.
Adapun, Kategori 1 terdiri dari Hong Kong, China (kecuali Provinsi Jiangsu), Taiwan, Makau, dan Selandia Baru.
Baca juga:
Rencana air travel bubble ada sejak 2020
Sebelumnya Kompas.com, Rabu (25/11/2020), melaporkan bahwa rencana travel bubble antara Hong Kong dan Singapura dijadwalkan untuk dimulai pada November 2020.
Namun, rencana tersebut ditunda hingga Mei 2021 akibat adanya kenaikan kasus positif Covid-19 di Hong Kong. Selanjutnya, Singapura juga mencatat peningkatan kasus positif pada bulan Mei dan Juni.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.