Sebagian besar anggota suku Toraja diketahui kini menganut agama Kristen. Ada pula beberapa yang menganut Islam dan Hindu.
"Masyarakat Toraja umumnya menganut agama Kristen. Hanya sebagian kecil masyarakatnya yang memeluk agama Islam dan Hindu," tulis Nugroho.
Masyarakat Toraja hidup di desa-desa kecil otonom yang menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Kepercayaan ini mereka anut sebelum abad ke-20, saat pengaruh luar belum masuk.
Anggota suku percaya terhadap keberadaan arwah leluhur dan benda-benda yang dikeramatkan. Kepercayaan tersebut dinamakan Aluk Todolo.
Agama Kristen mulai masuk ke suku ini pada tahun 1900-an. Ajaran agama tersebut dibawa oleh misionaris dari Belanda.
Meski kini mayoritas masyarakatnya sudah memeluk agama Kristen, tak sedikit pula yang masih menjalankan ajaran Aluk Todolo.
Baca juga:
Dilansir dari Ritual Kematian dalam Agama Asli Toraja Aluk Todolo, karya Roni Ismail, kepercayaan Aluk Todolo sudah ditetapkan sebagai cabang dari agama Hindu Dharma sejak tahun 1969.
Aluk Todolo juga mendapat nama resmi yaitu Alukta yang berarti agama kita.
Berdasarkan statistik yang dikeluarkan BPS pada 2010 silam, pemeluk Alukta di Tana Toraja tersebar di wilayah Tana Toraja, Toraja Utara, dan Mamasa.
"Di antara praktik agama Aluk Todolo yang masih bertahan sampai sekarang adalah upacara kematian yang disebut Rambu Solok," imbuh Ismail.
Upacara Rambu Solok bertujuan memberikan penghormatan pada arwah orang yang meninggal. Upacara ini dipercaya sebagai penyempurna kematian.
Jasad yang belum melalui upacara Rambu Solok diperlakukan selayaknya manusia bernyawa. Mereka didandani dan tetap diberi makanan, bahkan terkadang juga diajak mengobrol.
Upacara Rambu Solok dipercaya menjadi upacara yang memindahkan roh seseorang dari dunia ini ke dunia roh.