Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toraja, Suku dengan Tradisi Mendandani Orang Meninggal

Kompas.com - 26/08/2021, 09:55 WIB
Kistin Septiyani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Mata pencaharian suku Toraja

Menurut Nugroho, sebagian besar anggota suku Toraja bertahan hidup dengan bertani dan berkebun.

Tana Toraja sendiri memiliki kondisi geografis berupa pegunungan, lembah, dan perbukitan.

Kondisi tersebut memungkinkan penduduk untuk menanam sayur-sayuran, cengkeh, cokelat, vanili, lada, dan kopi.

"Sebelum Orde Baru, perekonomian masyarakat Toraja bergantung pada pertanian dengan produk utama singkong dan jagung," imbuh Nugroho dalam bukunya.

Baca juga:

Selain berkebun dan bertani, penduduk juga memelihara hewan ternak. Mereka beternak kerbau, babi, dan ayam.

Sebagian besar hasil ternak tersebut digunakan dalam upacara-upacara adat sebagai persembahan.

Wilayah Tana Toraja mengembangkan sektor pariwisata sejak tahun 1984. Masyarakat sekitar kemudian mendapat penghasilan dari bekerja di hotel, menjadi pemandu wisata atau menjual cendera mata.

Sebagian pendduduknya juga bekerja di sektor pemerintahan, guru, dan sektor industri yang tersebar di seluruh Indonesia.

Rumah adat suku Toraja

Rumah adat Toraja, Tongkonan DOK. Shutterstock/javermanShutterstock/javerman Rumah adat Toraja, Tongkonan DOK. Shutterstock/javerman

Rumah tradisional suku Toraja disebut Tongkonan. Rumah adat ini berbentuk rumah panggung dengan atap yang unik.

"Tongkonan menjadi pusat kehidupan sosial dan ritual suku Toraja. Oleh karena itu, semua anggota keluarga diharuskan ikut serta dalam Tongkonan melambangkan hubungan dengan leluhur mereka," tulis Nugroho.

Dilansir dari jurnal berjudul Kebudayaan Toraja Modal Bangsa, Milik Dunia karya Stanislaus Sandarupa, pola pemukiman di Toraja sudah ada sejak abad ke-8.

Pola pemukiman Tongkonan-Alang merupakan pola pemukiman yang berdiri pada abad tersebut. Pola pemukiman tersebut dibangun berdasarkan sistem pengetahuan dan kepercayaan.

Alang merupakan lumbung yang digunakan oleh suku Toraja untuk menyimpan hasil panen. Lumbung ini selalu di bangun menghadap selatan yang dipercaya sebagai arah nenek moyang berada.

Tongkonan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Bangunan rumah berdiri di atas tumpukan kayu.

Baca juga: Apa Kabar Tradisi Baku Tendang Tana Toraja?

Sumber:

Nugroho, Fajar. 2019. Kebudayaan Masyarakat Toraja. Surabaya: JP Books

Ismali, Roni. 2019. Ritual Kematian dalam Agama Asli Toraja Aluk Todolo. Jurnal Religi. 15(1). Hal: 87-106

Sandarupa, Stanslaus. 2014. Kebudayaan Toraja Modal bangsa, Milik Dunia. Jurnal Sosiohumaniora. 16(1). Hal: 1-9

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com