Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerimaan WNA di Hotel Karantina Menurun akibat PPKM

Kompas.com - 27/08/2021, 10:15 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Hotel Repatriasi, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Vivi Herlambang mengatakan, penerimaan warga negara asing (WNA) di hotel karantina menurun akibat PPKM yang berkepanjangan.

"PPKM berat sekali, baik untuk hotel yang tidak terima repatriasi atau terima. Yang terima juga sedih sekarang karena sedikit tamu yang datang," ujar dia saat ditemui di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Kamis (26/8/2021).

Hotel repatriasi adalah hotel yang ditujukan sebagai tempat karantina warga negara asing (WNA) dan warga negara Indonesia (WNI) yang tiba dari luar negeri.

Saat ini Jakarta dan sekitarnya memiliki 64 hotel repatriasi yang menjual paket karantina tujuh malam dengan harga yang telah ditentukan oleh PHRI dan sejumlah pihak terkait.

Baca juga:

Vivi mengatakan, program hotel repatriasi sudah berjalan sejak 27 Desember 2020 hingga kini. Secara total, jumlah tamu repatriasi yang menginap belum dapat dipastikan.

"Yang perlu dicatat adalah pada Januari-Februari 2021, kami menerima secara keseluruhan WNA dan WNI sekitar 2.500. Tapi yang ke hotel kisaram 600-800, orang WNA. Itu jalan sampai Mei," ujar Vivi.

Namun sejak PPKM diberlakukan, serta syarat dan kategori WNA yang hendak masuk ke Nusantara menjadi lebih ketat, jumlah tersebut menurun drastis.

"Juli sampai Agustus ini WNA yang ke Indonesia jauh sekali berkurang, sehingga total repatriasi WNA ke Indonesia, WNA yang menginap di hotel kisaran 200-300," lanjut Vivi.

Ilustrasi hotelDragonImages Ilustrasi hotel

Sementara itu, sambungnya, mayoritas WNI yang tiba dari luar negeri lebih memilih untuk karantina di Wisma Pademangan lantaran gratis daripada di hotel yang berbayar.

Kendati demikian, dia meyakinkan kepada WNA dan WNI yang hendak karantina di hotel repatriasi tidak perlu khawatir akan harga yang ditawarkan.

"Enggak perlu khawatir harga mahal karena mulai dari Rp 5 juta-Rp 20 juta. Itu termasuk makan tiga kali sehari, penjemputan di bandara, laundry lima pakaian per hari, dan menginap tujuh malam," jelas Vivi.

Baca juga:

Terkait keamanan, dia menuturkan bahwa 64 hotel karantina saat ini telah melalui pengecekkan beberapa hal, termasuk sarana dan prasarana, serta protokol kesehatan oleh Kementerian Kesehatan.

Jika semua sudah sesuai standar dan aman bagi para tamu yang akan menginap, hotel akan masuk dalam kategori hotel repatriasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com