Menurut D.C. Tyas dalam bukunya yang berjudul Rumah Adat di Indoneisa, suku Bali memiliki rumah tradisional yang bernama gapura candi bentar. Rumah adat tersebut dibangun sesuai dengan aturan asta kosala kosali.
Asta kosala kosali adalah bagian Weda, kitab suci Agama Hindu, yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan. Konsep ini seperti feng shui dalam budaya China.
"Berdasarkan filosofi masyarakat Bali, kedinamisan hidup dapat dicapai apabila ada hubungan antara aspek pawongan, palemahan, dan parahyangan atau yang biasa disebut dengan Tri Hita Karana," tulis Tyas dalam buku tersebut.
Bangunan tradisional Bali pada umumnya dipenuhi dengn ukiran, pahatan, maupun hiasan warna-warni. Hiasan tersebut memiliki arti tertentu.
Baca juga:
Ukiran dan pahatan yang ditempatkan pada bangunan rumah menggambarkan tiga kehidupan yang ada di bumi, yaitu manusia, binatang, dan tumbuhan.
Letak dan arah rumah adat sangat penting bagi suku Bali. Sudut utara-timur merupakan tempat suci yang digunakan sebagai tempat pemujaan atau pamerajaan.
Sementara itu, sudut barat-selatan dianggap sebagai sudut terendah. Pintu masuk ke dalam hunian biasanya diletakkan di sudut tersebut.
"Dalam arsitektur tradisional Bali, bentuk, ruang, dan ukuran ditimbulkan oleh feng shui. Adanya berbagai aktivitas menimbulkan berbagai wadah untuk menampung aktivitas tersebut," tulis I Wayan Parwata dalam jurnalnya yang berjudul Rumah Tinggal Tradisional Bali dari Aspek Budaya dan Antropometri.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.