Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PAREKRAF

Catat, Ini 7 Sport Tourism Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia

Kompas.com - 28/08/2021, 09:11 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

Melihat tingginya antusiasme masyarakat, Ironman bisa menjadi cara baru menarik perhatian wisatawan mancanegara untuk berkunjung dan berwisata di Indonesia. Event ini semakin memperjelas bahwa Bintan menjadi salah satu destinasi sport tourism terbaik di Indonesia.

Pacu Jawi

Selanjutnya adalah pacu jawi, sport tourism dengan kearifan lokal yang dikenal dengan balapan sapi. Upacara adat ini, sekarang menjadi salah satu sport tourism unggulan Sumatera Barat yang telah mendunia. Bahkan, juga ditunggu-tunggu wisatawan lokal dan mancanegara.

Dalam tradisi, Pacu Jawi menjadi perayaan ucapan syukur atas masa panen masyarakat. Itulah mengapa, balapan sapi dilakukan di hamparan sawah berlumpur selepas sawah-sawah telah panen padi.

Uniknya, joki mengendalikan sapi dengan cara menggigit ekor sapi agar semakin berlari kencang.

Perahu Sandeq

Tidak kalah menarik, sport tourism dengan kearifan lokal khas Indonesia selanjutnya adalah Festival Perahu Sandeq. Buat yang belum tahu, Perahu Sandeq adalah perahu tradisional Suku Mandar, Sulawesi Barat.

Perahu tersebut digadang-gadang sebagai perahu tercepat di dunia. Bahkan, perahu Sandeq konon bisa mencapai kecepatan 15-29 knot, atau sekitar 54 km/jam.

Keunikan perahu Sandeq juga telah dilirik dunia. Pasalnya, perahu ini menjadi salah satu aset nasional yang dipamerkan di Museum d’Histoire Naturelle, Perancis.

Perlu dikethui, desain Perahu Sandeq telah berusia 3.000 tahun dan menjadi salah satu perahu tertua dalam sejarah maritim Indonesia.

Oleh karena itu, Festival Perahu Sandeq bisa menjadi ajang pariwisata budaya maritim yang dapat menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.

Sandalwood Sumba

Kalau tadi sapi, sport tourism selanjutnya menggunakan kuda poni khas Sumba, yaitu Sandalwood.

Menurut sejarah, kuda Sandalwood merupakan persilangan kuda Arab dengan kuda lokal untuk mendapatkan penampilan yang lebih gagah.

Diambil dari nama pohon cendana, kuda Sandalwood memiliki ciri fisik yang lebih pendek dibandingkan kuda ras Eropa maupun Amerika. Tinggi punggung kuda hanya sekitar 130-140 cm, tetapi memiliki leher yang kekar.

Baca juga: Ratusan Koleksi Lukisan Presiden Soekarno di Istana Bogor

Kuda tersebut memiliki berbagai warna, mulai dari abu-abu, hitam, coklat tua, putih, hingga belang.

Selama Festival Kuda Sandalwood berlangsung, kuda didekorasi memakai aksesori unik. Selain itu, penunggangnya menggunakan kostum tradisional. Di festival yang satu ini, wisatawan juga dapat merasakan sensasi berkuda keliling berbagai destinasi menakjubkan di Sumba.

Pacuan Kuda Gayo

Kalau tadi di Sumba, sekarang pindah pada sport tourism berkuda di Aceh, Pacuan Kuda Gayo.

Konon, pacuan yang diikuti ratusan kuda ini sudah dilakukan sebelum Belanda datang.

Pacuan Kuda Gayo merupakan tradisi turun temurun masyarakat Gayo untuk menyambut dan merayakan masa panen, yakni antara Agustus dan September. Berawal dari budaya turun temurun, kegiatan ini menjadi salah satu daya tarik wisata di Gayo.

Dilihat dari potensi sport tourism dengan kearifan lokal di Indonesia, bukan tidak mungkin jika jenis pariwisata ini dapat memberikan dampak positif bagi pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia ke depannya, bukan?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com