Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karakter Dasar Seseorang Berdasarkan Weton Jawa

Kompas.com - Diperbarui 16/03/2022, 14:10 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Karakter dasar seseorang bisa diketahui lewat weton Jawa yang dihitung dengan kalender Jawa.

Hal itu diungkapkan oleh Filolog dan Konsultan Pawukon di Museum Radya Pustaka Surakarta Totok Yasmiran.

“Dengan weton, kita dapat mengetahui nilai atau neptunya. Selain itu, sifat, perwatakan atau karakter seseorang bisa dikenali melalui wetonnya,” jelas dia kepada Kompas.com, Minggu (29/08/2021).

Baca juga:

Adapun, karakter gawan atau watak bawaan sejak lahir menurutnya tercermin dari weton yang dimiliki seseorang.

Namun, untuk mengetahuinya, seseorang harus sudah tahu wetonnya terlebih dahulu. Caranya adalah mengetahui hari dan pasarannya atau pancawara, yakni nama hari dalam bahasa Jawa.

Pancawara terdiri dari Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.

Sementara hari, jika sebagai saptawara atau tujuh hari, maka menjadi Ngadah atau Ahad, Senen, Slasa, Rebo, Kemis, Jemuwah, dan Setu.

Totok mencontohkan, jika seseorang lahir pada 14 November 1993, maka weton orang yang lahir pada tanggal, bulan, dan tahun tersebut adalah Ahad Pahing. Artinya, dia lahir pada hari Minggu dengan pancawara Pahing.

Berdasarkan weton Ahad Pahing, karakter dasarnya adalah Lakuning Rembulan dan Wasesa Segara.

Sementara untuk orang yang lahir pada Ahad Wage, menurut contoh lain dari Totok, karakter dasarnya adalah Lakuning Angin dan Satriya Wibawa.

Baca juga:

Karakter dasar berdasarkan weton Jawa

Sebelum dijelaskan lebih lanjut, terdapat beberapa kategori tentang karakter dasar seseorang yakni sebagai berikut:

Ahad

  • Wage: Lakuning Angin (Satriya Wibawa)
  • Kliwon: Lakuning Lintang (Lebu Katiyup Angin)
  • Legi: Aras Pepet (Sumur Sinaba)
  • Pahing: Lakuning Rembulan (Wasesa Segara)
  • Pon: Aras Kembang (Bumi Kapetak)

Senen

  • Wage: Lakuning Bumi (Lebu Katiyup Angin)
  • Kliwon: Aras Kembang (Satria Wirang)
  • Legi: Lakuning Angin (Tunggak Semi)
  • Pahing: Lakuning Lintang (Bumi Kapetak)
  • Pon: Aras Tuding (Sumur Sinaba)

Slasa

  • Wage: Lakuning Geni (Wasesa Segara)
  • Kliwon: Aras Tuding (Sumur Sinaba)
  • Legi: Lakuning Geni (Wasesa Segara)
  • Pahing: Aras Kembang (Satriya Wirang)
  • Pon: Aras Pepet (Satriya Wibawa)

Baca juga: Museum Radya Pustaka Tutup, Konsultasi Weton Jawa Buka Secara Virtual

Rebo

  • Wage: Lakuning Banyu (Wasesa Segara)
  • Kliwon: Lakuning Srengenge (Lebu Katiyup Angin)
  • Legi: Aras Kembang (Sumur Sinaba)
  • Pahing: Lakuning Banyu (Wasesa Segara)
  • Pon: Lakuning Rembulan (Bumi Kapetak)

Kemis

  • Wage: Aras Kembang (Tunggak Semi)
  • Kliwon: Lakuning Banyu (Bumi Kapetak)
  • Legi: Lakuning Lintang (Satriya Wibawa)
  • Pahing: Lakuning Bumi (Lebu Katiyup Angin)
  • Pon: Lakuning Srengenge (Satria Wirang)

Jemuwah

  • Wage: Aras Pepet (Sumur Sinaba)
  • Kliwon: Lakuning Rembulan (Wasesa Segara)
  • Legi: Aras Tuding (Satriya Wirang)
  • Pahing: Lakuning Srengenge (Tunggak Semi)
  • Pon: Lakuning Lintang (Lebu Katiyup Angin)

Baca juga: Radya Pustaka di Kota Solo, Museum Tertua Indonesia

Setu

  • Wage: Lakuning Lintang (Satriya Wirang)
  • Kliwon: Lakuning Bumi (Tunggak Semi)
  • Legi: Lakuning Rembulan (Bumi Kapetak)
  • Pahing: Lakuning Geni (Satriya Wibawa)
  • Pon: Lakuning Banyu (Wasesa Segara)

Jika sudah mengetahui gawan atau watak bawaan yang tercermin dari weton berdasarkan paparan di atas, berikut penjabaran maknanya:

Pangasaran dan pancasuda

Penjabaran makna dapat dilihat melalui dua hal, salah satunya adalah pangasaran atau penggolongan watak manusia berdasarkan saptawara dan pancawara.

Sementara hal lainnya adalah pancasuda, atau penggolongan watak manusia yang dihitung dari angka-angka khusus yang diberikan pada saptawara dan pancawara.

Baca juga: Tradisi Perayaan Satu Suro di Pura Mangkunegaran Surakarta

Untuk lebih jelasnya, berikut Kompas.com rangkum berdasarkan penjabaran dari Totok:

Pangasaran

  • Aras Tuding, sifatnya telunjuk jari: Sering ditunjuk dalam hal apa pun
  • Aras Kembang, sifatnya bunga: Memesona memikat lawan jenisnya
  • Lakuning Lintang, sifatnya bintang: Lemah hati, kesepian dan sengsara, kecenderungan tidak menetap (dalam hal pekerjaan, tempat tinggal, dan lain-lain)
  • Lakuning Rembulan, sifatnya bulan: Simpatik, penuh daya tarik, serba menyenangkan
  • Lakuning Srengenge, sifatnya matahari: Terang dan berwibawa, mencerahkan
  • Lakuning Banyu, sifatnya air: Tenang, selalu mengalir ke tempat yang rendah karena tahu persis di mana akan mendapatkan rezekinya, memiliki perencanaan yang matang
  • Lakuning Bumi, sifatnya bumi: Pemurah, pengampun, dan pelindung
  • Lakuning Geni, sifatnya api: Temperamental, emosional, mudah marah dan naik pitam, pemberani
  • Lakuning Angin, sifatnya angin: Pandai mengambil hati orang, tetapi menakutkan jika sedang marah
  • Aras Pepet atau Lakuning Pandhita Sakti, sifatnya tertutup atau pertapa sakti: Sering prihatin, hidup menderita dan serba kekurangan, yang diinginkan sulit tercapai

Baca juga: Uniknya Tradisi Pembagian Zakat Dalem Keraton Surakarta

Pancasuda

  • Wasesa Segara: Pemurah, pemaaf, berwibawa, dan bertanggung jawab
  • Tunggak Semi: Penghasilannya selalu terjamin, rezeki selalu ada
  • Satriya Wibawa: Dihormati orang karena kemuliaan dan keluhurannya
  • Sumur Sinaba: Dicari orang karena petuah dan nasehatanya, serta banyak pengetahuannya
  • Bumi Kapetak: Suka bekerja, kuat menahan kecewa dan penderitaan, rapi dan bersih hidupnya namun pendendam. Sarana penolaknya adalah menanam atau mengubur tanah
  • Satriya Wirang: Luhur budinya tetapi selalu dipermalukan orang, tidak berwibawa. Sarana penolaknya adalah mengeluarkan darah (menyembelih ayam atau kambing)
  • Lebu Katiyup Angin: Serba kekurangan hidupnya, jauh dari keberuntungan, dan sulit mendapat kemajuan dalam pekerjaan dan usahanya. Sarana penolaknya adalah dengan menyebar debu

Baca juga: Wisata Keraton Surakarta, Lihat Koleksi Hingga Ambil Air di Sumur Songo

Sebelumnya, Totok mengatakan bahwa orang dengan weton Minggu Wage atau Ahad Wage memiliki watak Lakuning Angin dan Satriya Wibawa.

Jika dilihat dari pemaparan di atas, maka orang tersebut pandai mengambil hati orang, serta dihormati orang karena kemuliaan dan keluhurannya.

“Tetapi menakutkan jika sedang marah. Demikian juga (weton) yang lainnya, tinggal mencocokkan pada penjelasan di atas,” ujar Totok.

Ketahui lebih jelas di Museum Radya Pustaka 

Museum Radya Pustaka di Kota Solo.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Museum Radya Pustaka di Kota Solo.

Meski sudah dijelaskan arti dari masing-masing watak berdasarkan kategori pangasaran dan pancasuda, kamu tetap bisa konsultasi weton untuk mengetahui lebih lanjut seputar karakteristik seseorang.

Jika berwisata ke Museum Radya Pustaka di Kota Solo, Jawa Tengah, kamu bisa lihat beragam koleksi yang ada sembari konsultasi weton atau belajar seputar pawukon (horoskop Jawa).

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Tradisi Khas Keraton Surakarta, Kirab Kebo Bule

“Pelayanan konsultasi tentang weton dan pawukon di Museum Radya Pustaka sudah lama ada, dan ini merupakan daya tarik tersendiri,” ungkapnya.

Museum saat ini buka Selasa-Minggu pukul 09.00-15.00 WIB, kecuali hari Jumat pukul 09.00-11.00 WIB.

Apabila sudah sangat penasaran dengan weton Jawa dan pawukon, Totok mengatakan bahwa museum membuka layanan tersebut secara virtual.

Jika ingin konsultasi weton atau pawukon secara daring, kamu bisa langsung menghubungi Totok via WhatsApp +62818-0444-0051.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com