Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rempah dan Potensi Wisata Kesehatan Indonesia yang Melimpah

Kompas.com - 03/09/2021, 14:02 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Meski sudah ada sejak dahulu kala, potensi ini menurut Alex kurang dikembangkan lantaran pengetahuan kesehatan secara menyeluruh (holistic wellness) Nusantara belum digunakan sebagai referensi pengembangan wisata kesehatan.

Baca juga: Sejarah Rempah di Indonesia, Ada Pengaruh dari India, Spanyol, dan Portugis

“Pengetahuan holistic wellness belum sepenuhnya digunakan sebagai referensi. Belum mengangkat kearifan lokal, sejarah kita belum diangkat menjadi pengembangan wisata kesehatan,” jelas Alex.

Keragaman etnik dan produk spa yang beragam

Kekuatan terakhir yang dimiliki Indonesia untuk mengembangkan wisata kesehatan adalah keberagaman bumi, hayati, dan etnik yang menurut Alex sangat luar biasa.

Melansir Kompas.com, Jumat (19/6/2020), keberagaman etnik Indonesia berarti Nusantara memiliki suku bangsa dan budaya yang beragam mencakup rumah adat, pakaian adat, dan tarian adat.

Baca juga: 6 Aktivitas Wisata Kesehatan yang Bisa Dicoba di Ubud

Ketua Umum Wellness and Health Entrepreneur Association (WHEA) Agnes Lourda Hutagalung dalam kesempatan yang sama mengatakan, terdapat 15 etno-wellness yang sudah dirangkai.

“(Beberapa etno-wellness di Indonesia ada khas) Betawi, peranakan di pesisir Semarang, Jawa, kemudian Bali. Lalu dari NTT dengan (minyak) Cendananya, Batak, Minangkabau, Banjar, Dayak, Bugis, Minahasa, Maluku, dan Papua,” ujar Agnes.

Dalam pemberitaan Kompas.com, Kamis (22/3/2018), pada saat itu Agnes menjelaskan bahwa etno-wellness adalah perawatan spa yang digali dari budaya Indonesia.

Dirinya menjelaskan, etno-wellness terdiri dari penggunaan rempah, teknik pijatan, dan cara perawatan yang berbeda khas masing-masing daerah.

Baca juga: Wisatawan Indonesia Jadi Pasar Utama Wisata Kesehatan di Bali

Dalam pengembangan etno-wellness, Agnes yang sekaligus menjabat sebagai pemilik Gaya Spa Wellness menjelaskan, hal itu dilakukan dengan bantuan para ahli Antropologi.

“Potensi keberagaman bumi, hayati, dan etnis belum dimaksimalkan menjadi bagian dari pengemasan produk wisata kebugaran Indonesia,” pungkas Alex.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com