Jalur pendakian Gunung Parang mulai dari basecamp hingga Camp Area didominasi oleh tanah basah, bebatuan berlumut, dan rerumputan basah yang terkena embun.
Sementara itu, jalur pendakian dari Camp Area menuju puncak Gunung Parang didominasi oleh tanah basah dan tanah kering.
Baca juga: Nimatnya Sate Maranggi Asli Purwakarta
Selama dalam perjalanan, baik itu mendaki atau turun, selalu perhatikan jalur yang ditempuh. Terlebih dalam perjalanan dari Camp Area ke puncak Gunung Parang dan sebaliknya karena jalur berada di tengah jurang.
Secara total, untuk menuju puncak Gunung Parang, kamu hanya akan melewati empat jalur yang memiliki webbing.
Selebihnya, kamu harus memanfaatkan batu, akar, dan semak belukar pada sisi kanan dan kiri jalur pendakian.
Baca juga: 5 Oleh-oleh Khas Purwakarta yang Tak Boleh Kamu Lewatkan
Sebagian pendaki mungkin lebih memilih untuk mendaki pada malam hari untuk mendapatkan pemandangan matahari terbit.
Namun, tidak ada salahnya untuk mendaki saat matahari masih terlihat. Misalnya mendaki dari pagi sekitar pukul 06.30 WIB.
Terlebih jika kamu tidak mendaki bersama yang belum berpengalaman, atau masih belum familiar dengan medan di Gunung Parang.
Baca juga: Tebing Boyer, Wisata Kekinian Purwakarta yang Tersembunyi di Sukatani
Adapun, pendakian saat matahari masih terlihat bisa meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti salah ambil jalur pendakian karena minim pencahayaan, misalnya.
Pada saat Kompas.com mendaki Gunung Parang, jalur pendakian dari basecamp hingga puncak tidak terlihat sampah berserakan.
Calon pendaki yang tertarik berkunjung ke sana diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan agar lingkungan Gunung Parang tetap asri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.