KOMPAS.com – Gunung Parang merupakan salah satu gunung di Jawa Barat yang bisa dicoba untuk mendaki tipis-tipis.
Gunung dengan ketinggian 963 meter dari permukaan laut (mdpl) ini berlokasi di Kabupaten Purwakarta.
Baca juga: Rute Menuju Gunung Parang di Purwakarta, Jalur Pendakian via Pasanggrahan
Salah satu jalur pendakiannya terletak di Jalan Lingkar Gunung Parang Pasanggrahan, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegalwaru. Kompas.com sempat menjajalnya pada Minggu (13/6/2021).
Jika tertarik mencoba jalur pendakian Gunung Parang via Pasanggrahan, berikut Kompas.com rangkum tipsnya, Minggu (12/11/2021):
Sepatu khusus untuk naik gunung merupakan yang paling direkomendasikan untuk dipakai. Sebab, solnya sudah pasti cukup tebal sehingga membuat telapak kaki nyaman meski berada di jalur berbatu.
Baca juga: 25 Tempat Wisata di Purwakarta, Wisata Alam Sampai Museum Canggih
Namun, calon pendaki tetap harus memerhatikan ukuran sepatu. Berdasarkan pengalaman Kompas.com, sebisa mungkin ukuran sepatu berada pada satu ukuran di atas ukuran kaki.
Sebab, jika ukuran sepatu terlalu pas dengan kaki, kuku kaki akan mentok ke ujung sepatu dan membuatmu tidak nyaman saat turun dari gunung.
Selain sepatu gunung, pendakian juga akan terasa nyaman bila kamu menggunakan kaus kaki berbahan yang cukup tebal untuk menahan kuku kaki tidak terlalu mentok ke ujung sepatu.
Baca juga: 4 Curug di Purwakarta, Pas untuk Melepas Penat
Pendakian Gunung Parang via Pasanggrahan hanya memiliki dua pos pendakian, dan sumber mata air hanya tersedia pada Pos 2.
Saat mendaki, pastikan kamu membawa dua botol minum dengan masing-masing ukurannya 1 liter supaya tidak dehidrasi.
Jika persediaan air mulai menipis sebelum sampai ke puncak, manfaatkan sumber air yang ada di Pos 2.
Agar jempol kaki terasa nyaman saat dalam perjalanan pulang dari puncak, jangan lupa untuk potong kuku kaki terlebih dahulu.
Jalur pendakian Gunung Parang mulai dari basecamp hingga Camp Area didominasi oleh tanah basah, bebatuan berlumut, dan rerumputan basah yang terkena embun.
Sementara itu, jalur pendakian dari Camp Area menuju puncak Gunung Parang didominasi oleh tanah basah dan tanah kering.
Baca juga: Nimatnya Sate Maranggi Asli Purwakarta
Selama dalam perjalanan, baik itu mendaki atau turun, selalu perhatikan jalur yang ditempuh. Terlebih dalam perjalanan dari Camp Area ke puncak Gunung Parang dan sebaliknya karena jalur berada di tengah jurang.
Secara total, untuk menuju puncak Gunung Parang, kamu hanya akan melewati empat jalur yang memiliki webbing.
Selebihnya, kamu harus memanfaatkan batu, akar, dan semak belukar pada sisi kanan dan kiri jalur pendakian.
Baca juga: 5 Oleh-oleh Khas Purwakarta yang Tak Boleh Kamu Lewatkan
Sebagian pendaki mungkin lebih memilih untuk mendaki pada malam hari untuk mendapatkan pemandangan matahari terbit.
Namun, tidak ada salahnya untuk mendaki saat matahari masih terlihat. Misalnya mendaki dari pagi sekitar pukul 06.30 WIB.
Terlebih jika kamu tidak mendaki bersama yang belum berpengalaman, atau masih belum familiar dengan medan di Gunung Parang.
Baca juga: Tebing Boyer, Wisata Kekinian Purwakarta yang Tersembunyi di Sukatani
Adapun, pendakian saat matahari masih terlihat bisa meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti salah ambil jalur pendakian karena minim pencahayaan, misalnya.
Pada saat Kompas.com mendaki Gunung Parang, jalur pendakian dari basecamp hingga puncak tidak terlihat sampah berserakan.
Calon pendaki yang tertarik berkunjung ke sana diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan agar lingkungan Gunung Parang tetap asri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.