Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taman Dedari di Bali, Wisata Baru dengan Kemegahan Puluhan Patung Batu

Kompas.com - Diperbarui 14/09/2022, 12:04 WIB
Kistin Septiyani,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Taman Dedari merupakan salah satu tempat wisata di Bali yang belum lama berdiri.

Lokasinya ada di Jalan Raya Kedewatan, Kedewatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.

Baca juga: 25 Wisata Bali yang Populer dan Unik, Pas buat Libur Panjang

Kata dedari sendiri bermakna bidadari. Nama tersebut diambil dari legenda Resi Markandeya yang melihat turunnya bidadari di Sungai Ayung, tak jauh dari Taman Dedari.

Tempat wisata ini secara resmi baru buka pada 9 Januari 2021. Pengunjung dapat menyaksikan atraksi berupa patung berukuran besar di Taman Dedari.

"Taman Dedari dibangun dengan tujuan komersial dan sosial. Untuk sosialnya sendiri sebagai pelestarian budaya dan adat Bali."

"Kami juga memiliki tujuan untuk mengembangkan masyarakat sekitar," kata Riset Manager Taman Dedari, Dewo Ambirawa.

Baca juga: 15 Wisata Ubud Bali dan Sekitarnya, Kaya Akan Budaya dan Alam

Daya tarik wisata di Taman Dedari

Taman Dedari berhasil menarik perhatian wisatawan dengan beberapa daya tarik, seperti patung raksasa setinggi 10 meter (m), restoran, dan penginapan.

"Konsepnya sendiri merupakan destinasi di mana ada tiga hal, yaitu leisure (tempat bersantai), dining (tempat makan), dan event (tempat acara)," imbuh Dewo.

Taman Dedari, Ubud, Gianyar, Bali DOK. Instagram.com/tamandedariInstagram.com/tamandedari Taman Dedari, Ubud, Gianyar, Bali DOK. Instagram.com/tamandedari

Pengunjung dapat menjumpai puluhan patung batu di Taman Dedari. Dari sekitar 50 patung, terdapat empat patung berukuran besar dengan tinggi sekitar 10 m.

Baca juga: 7 Tempat Glamping Bali dengan Pemandangan Alam yang Indah

Terdapat pula empat patung berukuran sedang dengan ketinggian lima sampai enam meter. Ada juga 42 patung kecil yang dibangun sepanjang Sungai Ayung.

Akses dan fasilitas Taman Dedari

Taman Dedari terletak di lokasi yang cukup strategis. Akses menuju ke sana pun terbilang cukup mudah.

Taman Dedari, Ubud, Gianyar, Bali DOK. Instagram.com/tamandedariInstagram.com/tamandedari Taman Dedari, Ubud, Gianyar, Bali DOK. Instagram.com/tamandedari

Pengunjung perlu berkendara selama 40 menit sampai 1 jam dari bandara Ngurah Rai naik mobil, motor atau pun bus. Pintu masuk Taman Dedari menjadi satu dengan The Royal Pita Maha Hotel.

"Untuk bus dengan kapasitas 40 orang masih mudah, tapi kalau bus dengan kapasitas 45 orang ke atas putarnya akan sedikit susah," terang Dewo.

Baca juga: 20 Tempat Wisata di Ubud dan Sekitarnya

Taman Dedari menyediakan fasilitas berupa lahan parkir yang luas. Pengunjung juga bisa menggunakan sarana berupa toilet, mushala, dan pura yang tersedia di Taman Dedari.

Tanpa tiket masuk

Pengunjung tidak perlu mengeluarkan biaya tiket masuk untuk menikmati wahana di Taman Dedari, melainkan hanya perlu memesan makan dan minuman.

Taman Dedari, Ubud, Gianyar, Bali DOK. Instagram.com/tamandedariInstagram.com/tamandedari Taman Dedari, Ubud, Gianyar, Bali DOK. Instagram.com/tamandedari

"Kalau menu favorit kami ada bebek krispi dedari, ayam betutu panggang, gurami goreng kriyuk. Untuk minumannya ada es jeruk kelapa, es mint madu, dan es lunak dedari," tutur Dewo.

Baca juga: 9 Wisata Pantai di Tabanan Bali, Tak Cuma Tanah Lot

Adapun harga menu makanan utama di Taman Dedari dibanderol mulai dari Rp 33.000 untuk menu Tipat Kuah Bali, sementara menu minuman dimulai dari Rp 15.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com