Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Alasan Gunung Parang di Purwakarta Cocok untuk Pendaki Pemula

Kompas.com - 14/09/2021, 21:01 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

KOMPAS.comGunung Parang di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat adalah salah satu gunung yang bisa didaki tipis-tipis oleh pendaki pemula.

Gunung yang sempat Kompas.com daki pada 13 Juni 2021 ini memiliki ketinggian 963 meter dari permukaan laut (mdpl).

Meski lebih dikenal sebagai gunung bertangga besi atau via ferrata, Gunung Parang punya jalur pendakian yang terletak di di Jalan Lingkar Gunung Parang Pasanggrahan, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegalwaru.

Baca juga:

Adapun, basecamp pendakian Gunung Parang via Pasanggrahan ini berlokasi di sebelah kiri Kantor Kepala Desa Pasanggrahan.

Gunung Parang cocok untuk didaki oleh pendaki pemula karena tidak terlalu tinggi. Alhasil, waktu pendakiannya pun tidak terlalu lama.

Alasan Gunung Parang cocok untuk pemula

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut Kompas.com rangkum alasan kenapa Gunung Parang cocok untuk didaki oleh pendaki pemula, Selasa (14/9/2021):

1. Gunung Parang tidak terlalu tinggi

Gunung Parang memiliki ketinggian 963 mdpl. Sementara itu, basecamp Pasanggrahan berada tepat di kaki gunungnya.

Meski harus melakukan pendakian dari titik nol, pendaki pemula seperti Kompas.com tidak akan terlalu merasa lelah.

Namun, hal ini tergantung dengan persiapan yang dilakukan sebelumnya. Misalnya, seberapa sering calon pendaki rutin berolahraga sebelum hari pendakian.

Pemandangan Gunung Parang di jalur pendakian via Pesanggrahan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (13/6/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Pemandangan Gunung Parang di jalur pendakian via Pesanggrahan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (13/6/2021).

2. Waktu pendakian Gunung Parang tidak terlalu lama

Tinggi gunung memengaruhi lama pendakian seseorang, selain faktor penentu lain seperti berapa sering dan berapa lama seorang pendaki istirahat.

Untuk lama pendakian Gunung Parang, berdasarkan pengalaman Kompas.com, hanya menghabiskan waktu 4 jam 10 menit.

Baca juga:

Estimasi pendakian yang dimulai pukul 06.40 WIB itu sudah termasuk istirahat dan makan. Jika pendakian dimulai lebih siang atau siang hari, mungkin waktu tempuh akan lebih panjang lantaran akan lebih sering istirahat akibat cuaca terik.

3. Banyak spot landai untuk istirahat sejenak

Meski didominasi jalur menanjak, bahkan beberapa ada yang terjal, Gunung Parang juga memiliki banyak spot landai untuk istirahat sejenak.

Misalnya jalur di tengah hutan sebelum Pos 2, area dekat rumah pohon tua yang sudah terbengkalai, atau area dekat jalur dengan tali pertama.

4. Punya spot foto Instagramable di jalur pendakian

Jalur pendakian Gunung Parang mungkin terbilang cukup berbeda dari gunung lain. Sebab, pendaki akan disuguhi beberapa spot foto Instagramable.

Dua rumah pohon yang terletak di Pos 1 jalur pendakian Gunung Parang via Pesanggrahan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (13/6/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Dua rumah pohon yang terletak di Pos 1 jalur pendakian Gunung Parang via Pesanggrahan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (13/6/2021).

Beberapa di antaranya adalah gardu pandang berbentuk lambung kapal yang letaknya tidak jauh dari basecamp dan Pos 1, serta dua rumah pohon di Pos 1.

Spot foto ini tidak hanya bisa digunakan pendaki pemula yang ingin mendokumentasikan pengalaman debut mendaki, tetapi juga oleh pendaki pada umumnya yang gemar swafoto.

5. Ada sumber mata air alami

Pos 2 Gunung Parang memiliki sumber mata air alami yang bisa dimanfaatkan. Jika sudah merasa haus tetapi sayang untuk meminum dari perbekalan, kamu bisa memanfaatkan mata air ini.

Baca juga:

6. Punya jalur yang dilengkapi tali atau webbing

Bagi sebagian pendaki, mungkin mereka tidak memerlukan webbing untuk melintasi jalur pendakian karena terbiasa atau sudah mengenal medan.

Namun, tersedianya webbing pada jalur pendakian mampu membantu pendaki pemula melancarkan perjalanan mereka.

7. Banyak semak belukar untuk menopang tubuh

Gunung Parang memiliki beberapa jalur menanjak yang mungkin akan sulit untuk dilalui tanpa trekking pole.

Kendati demikian, jalur-jalur yang akan dilalui di gunung ini selalu diapit semak belukar, bebatuan besar, dan akar yang bisa dimanfaatkan untuk menopang tubuh.

Jalur pendakian Gunung Parang via Pesanggrahan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (13/6/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Jalur pendakian Gunung Parang via Pesanggrahan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (13/6/2021).

8. Selalu ditemani pemandangan apik

Sepanjang pendakian, kamu akan selalu ditemani oleh pemandangan alam yang akan mengintip dari balik pepohonan rindang.

Bahkan untuk jalur pendakian di Pos 1, pemandangan perbukitan bisa dinikmati tanpa perlu naik ke salah satu dari dua rumah pohon.

Baca juga:

Sementara itu, jalur pendakian dari Pos 2 menuju ke puncak 1 atau area kemah memiliki pemandangan laut lepas di ujung pandangan mata meski tidak sejelas jika dilihat dari puncak 2.

Pemandangan yang disajikan mungkin mampu membuat pendaki pemula lupa akan rasa lelah, dan semakin semangat untuk mencapai puncak.

9. Punya area kemah dengan pemandangan tersembunyi

Area kemah Gunung Parang berada pada puncak 1 gunung tersebut. Area ini cukup tertutup oleh rimbunnya pepohonan yang ada. Kendati demikian, hanya dengan berjalan sedikit ke arah jalur menuju puncak 2, pemandangan yang disuguhi mampu membuat mata terpana.

Selain melihat indahnya puncak 2 atau puncak Gunung Parang yang sebenarnya, ada juga pemandangan Gunung Lembu dan Gunung Bongkok selain hamparan perbukitan dan laut lepas.

Dengan begitu, pengalaman mendaki pertama kali mungkin akan sangat berkesan, sehingga para pendaki pemula tidak sabar untuk mencoba jalur pendakian gunung-gunung lain di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com