Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2021, 16:18 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

 

KOMPAS.comWisata halal atau wisata ramah Muslim merupakan salah satu jenis pariwisata yang tengah dikembangkan di sejumlah negara, seperti Indonesia, Jepang, Turki, Taiwan, Thailand, dan Korea Selatan.

Dalam wisata ramah Muslim, umumnya wisatawan beragama Islam akan berkunjung ke destinasi yang memungkinkan mereka untuk berwisata sambil tetap menjaga kehalalan aktivitas mereka.

Misalnya adalah saat melancong ke Taiwan, mereka dapat dengan mudah menemui restoran yang menjual makanan halal di satu atau dua tempat wisata di negara tersebut.

Baca juga:

Partner/Lead of Travel and Tourism Sector untuk DinarStandard, Reem El Shafaki, mengatakan bahwa wisata ramah Muslim merupakan segmen pariwisata yang sedang tumbuh.

“Pandemi Covid-19 memengaruhi pariwisata global termasuk wisata halal. Namun, kami menemukan sinyal peluang dalam pariwisata domestik,” ujar dia.

Reem menuturkan hal tersebut dalam Global Tourism Forum: Hybrid Event Leaders Summit Asia Indonesia 2021 hari kedua pada Kamis (16/9/2021).

Dia melanjutkan, ada juga sinyal peluang dalam industri pariwisata perihal pendirian koridor perjalanan antarnegara dengan kasus Covid-19 yang rendah.

Guna menangkap peluang tersebut, Reem menjelaskan bahwa pelaku wisata halal bisa memanfaatkan perspektif kalangan muda—dalam hal ini generasi Z atau Gen Z (kelahiran 1997-2012)—untuk mengembangkan wisata halal.

Baca juga:

“Seorang influencer dari Indonesia mengatakan, dia tidak ingin merasa cemas saat melancong ke destinasi wisata dan mencoba berbagai makanan yang ada. Tidak perlu khawatir apakah makanan itu halal atau tidak,” katanya.

Reem mengungkapkan hal tersebut berdasarkan data yang bersumber dari DinarStandard berjudul Ekonomi Islam Global Laporan 2020/2021 yang dipublikasi melalui Salaam Gateway pada November 2020.

Perspektif lain dari Gen Z soal wisata ramah Muslim adalah tentang pemanfaatan aplikasi ramah Muslim yang akan memudahkan wisatawan.

Menurutnya, seharusnya ada aplikasi yang memungkinkan wisatawan untuk mengetahui apakah di dekatnya ada masjid atau mushala, serta apakah restoran di dekatnya menyajikan makanan halal atau tidak.

“Dan hal apa pun yang mungkin akan dibutuhkan oleh seorang wisatawan Muslim. Ini akan memberikan rasa lega dan nyaman,” ucap dia.

Pariwisata ramah Muslim di dunia

Ilustrasi wisatawan Muslim di Jakarta.UNSPLASH/Kokoh Nuradiyanto Ilustrasi wisatawan Muslim di Jakarta.

Laporan tersebut mencatat, ada lima negara yang menduduki peringkat tertinggi sebagai destinasi wisata ramah Muslim.

Spanyol berhasil menduduki peringkat pertama karena dikunjungi oleh 7,6 juta wisatawan Muslim pada 2019.

Sementara itu, Turki ada di posisi kedua dengan jumlah kunjungan 6,4 juta, Uni Emirat Arab (UEA) 6,2 juta kunjungan, Rusia 5,6 juta kunjungan, dan Perancis dikunjungi oleh 4,9 juta wisatawan Muslim.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com