Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kupang Jadi Lokasi Sosialisasi CHSE MICE Kemenparekraf karena Letaknya Stategis

Kompas.com - 30/09/2021, 11:11 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), menggelar sosialisasi kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan (CHSE) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (28/9/2021).

Acara itu digelar dalam rangka penyelenggaraan kegiatan pertemuan, insentif, konvensi dan pameran atau MICE.

Sosialisasi di Hotel Aston Kupang itu menghadirkan sejumlah pihak, di antaranya pemerintah daerah, badan otorita, akademisi, asosiasi, industri MICE, desa wisata, dan perwakilan media massa.

Baca juga: KBRI Dili Usulkan Kapal Cepat Kupang-Dili untuk Tarik Wisman

Direktur Pertemuan Insentif Konvensi dan Pameran Kemenparekraf Masruroh mengatakan, kegiatan itu dalam rangka menghadapi tatanan kenormalan baru, khususnya pada sektor MICE.

Dia menyebut, sosialisasi dilaksanakan dengan melibatkan para stakeholders MICE untuk menyamakan pemahaman mengenai isi panduan CHSE.

Lokasi Kupang yang strategis

Pada semester kedua tahun ini, sosialisasi panduan CHSE MICE dilaksanakan di Makassar, Balikpapan, Lampung, dan Kupang.

"Kupang dengan letak geografisnya sebagai water front city di Indonesia, serta berdekatan dengan Labuan Bajo, menjadi berkah tersendiri," kata Masruroh.

Letaknya yang strategis lanjut dia, menjadikan Kupang disebut juga sebagai pintu gerbang Indonesia Timur.

Menurut Masruroh, infrastruktur dan fasilitas MICE yang dimiliki Kupang sudah sangat mumpuni, mulai dari bandara internasional hingga banyaknya hotel-hotel untuk penyelenggaraan MICE.

Kupang juga punya daya tarik wisata dan ragam kuliner khas yang menggugah selera dan sudah tersohor.

Baca juga: Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang NTT Mulai Ditata

Sosialisasi yang diselenggarakan dirangkaikan dengan simulasi pameran skala kecil yang diikuti UMKM lokal di Kupang yang menyajikan produk-produk khas Kupang.

Selain pameran, dilaksanakan juga simulasi perjalanan insentif yang diikuti oleh media lokal dalam rangka meninjau secara langsung kesiapan destinasi wisata untuk penyelenggaraan perjalanan insentif dengan penerapan CHSE.

Masruroh berharap, melalui kegiatan sosialisasi dan simulasi panduan ini, para stakeholders MICE di NTT, khususnya Kota Kupang, memiliki pemahaman yang sama akan pentingnya menjalankan protokol yang telah disusun dalam panduan.

Baca juga: Oleh-oleh Khas Kupang, Kue Lapis dengan Bahan Dasar Kelor

Sehingga kata dia, wisatawan MICE yang akan melaksanakan kegiatannya di Kupang, dapat merasa aman dan nyaman dan sektor MICE kembali siap dan mampu bangkit kembali untuk memacu pertumbuhan dan kreativitas yang lebih baik dari sebelumnya.

Tentu kata dia, akan menjadikan Kupang sebagai destinasi MICE yang memiliki value proposition yang dapat memenangkan persaingan di dunia internasional.

Gairahkan sektor parekraf NTT

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Zeth Sony Libing, menegasakan komitmen pemerintah provinsi NTT untuk menggairahkan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Pariwisata NTT, kata dia, harus bangkit berdiri dan berlari menuju masyarakat sejahtera dengan mempersiapkan destinasi wisata yang pro pada penerapan panduan CHSE.

Menurut Sony, saat ini Gubernur NTT telah mengeluarkan Instruksi Nomor 49 tahun 2019 yang meminta kepada hotel dan restoran di NTT untuk menggunakan produk lokal semisal kopi, kelor, gula semut, dan tenunan.

Foto : Kondisi terkini kota Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.Dokumen BPOLBF Foto : Kondisi terkini kota Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.

“Pemerintah harus berdiri paling depan untuk beri motivasi terhadap sektor ini dalam satu semangat dan komitmen bersama tentu harus sesuai standar CHSE yang ada,” ujarnya.

Sony menegaskan, pandemi membuat semua pihak harus berputar otak dan bekerja keras, kreatif dan inovatif.

Ia melanjutkan, ekonomi kreatif NTT mengalami pertumbuhan. Melalui pasar offline dan online, produk-produk ekraf NTT terus dipasarkan.

Baca juga: Taman Nasional Kelimutu NTT Kembali Dibuka untuk Turis

Pemerintah juga menggelar event-event secara terbatas, ada Festival Kelimutu, Festival Dugong, Festival budaya di Pulau Semau, Relly Wisata Timor, serta Paralayang Festival di Alor. Semuanya digelar dengan ketat protokol kesehatan.

“MICE itu bagian dari hidup dan aktivitas kita. Kita harus jaga kebersihan, kesehatan, kenyamanan dan kelestarian lingkungan sebagaimana saran WHO dan Kemenkes RI. Kita bisa lakukan itu, tidak ada yang tidak bisa," ujar dia.

Baginya, ketika MICE dan ekraf berjalan, maka persyaratan CHSE patuhi demi pariwisata NTT yang maju dan menyejahterakan rakyat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com