Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Pariwisata Harapkan Karantina untuk Turis Asing Dikurangi

Kompas.com - 09/10/2021, 07:53 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

Merugikan inbound tour operator

Salah satu pelaku sektor pariwisata yang terdampak karantina adalah tour operator.

Menurut Ketua Umum Indonesia Inbound Tour Operators Association (IINTOA), Paul Edmundus, hal tersebut karena salah satu tugas inbound tour operator adalah menjemput dan mengantar wisatawan selama berwisata. 

Senada dengan Artha, menurutnya vaksinasi Covid-19 di negara asal wisatawan dan pelaku perjalanan luar negeri juga sebaiknya diperhitungkan.

"Bagi wisatawan yang sudah vaksin di negaranya dan dianggap bebas pergi ke mana-mana, kenapa di negara kita harus melakukan karantina delapan hari - katakan lima hari? Saya kira dua hari (masa karantina) lebih masuk akal daripada delapan atau lima hari. Dua hari atau satu hari ketika melakukan (tes) PCR," jelasnya, dalam acara yang sama.

Baca juga:

Kesiapan pelaku pariwisata

Sedikit berbeda dengan pendapat sebelumnya, Ketua Umum Indonesian Tour Leaders Association (ITLA), Tetty DS Ariyanto, menganjurkan pelaku pariwisata untuk bersiap dalam menyambut wisman di Indonesia.

Terlebih menurutnya ada beberapa acara kelas dunia yang akan diselenggarakan di Indonesia, salah satunya World Superbike di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, pada November 2021.

"Saya lihat angkanya tinggi yang akan hadir, undangan dari internasional masuk ke Indonesia maupun dari domestik. Pertanyaan saya, kita siap enggak melayani itu dengan segala SOP (Standar Operasional Prosedur) yang baru? Jangan sampai terjadi bottleneck (kepadatan) di tempat kedatangan," terangnya, Jumat.

Adapun ia juga lebih memerhatikan persiapan infrastruktur serta simulasi yang bisa dilakukan. 

"Kalau dari cost (biaya), forget about saving (lupakan tentang menabung) karena sekarang ini risikonya tinggi sekali dan usaha-usaha itu sudah harus mempertimbangkan segala risiko yang tadinya enggak ada di elemen-elemen tour planning kita, sekarang ada," ujar Tetty.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com