Kerja sama yang bersifat resiprokal
Pauline menyarankan, negara asal wisman yang boleh masuk ke Bali sebaiknya dari negara yang kasus Covid-19-nya sudah melandai.
Ia menambahkan bahwa Indonesia bisa mencontoh bagaimana sejumlah negara mendata wisman dari negara mana saja yang boleh masuk.
"Tentunya harus ada Travel Corridor Arrangement (TCA), resiprokal. Ketika mereka masuk Indonesia, ditiadakan karantinanya - cukup satu hari untuk (tes) PCR. Dan ketika warga negara Indonesia (WNI) masuk ke negara mereka, tidak perlu dikarantina," terangnya.
Ia pun mengambil contoh Vaccinated Travel Lane (VTL) antara Singapura dengan Jerman dan Brunei.
"Jadi resiprokal - dua negara tidak perlu ada karantina," imbuhnya.
Baca juga:
Banyak negara lainnya yang sudah siap
Ketua Umum Indonesia Inbound Tour Operators Association (IINTOA), Paul Edmundus, mengatakan bahwa banyak wisman yang sudah antre dan siap untuk datang ke Indonesia sejak 2020.
"Wisatawan-wisatawan sudah antre dari 2020 yang siap untuk datang. Merekalah yang dibukakan pintu dengan persyaratan yang ketat," ujarnya, Jumat.
Berdasarkan catatannya, ada sekitar 87 negara yang menerima wisatawan asing, salah satunya adalah Polandia yang menerima wisatawan asing bervaksin Covid-19 lengkap tanpa harus karantina.
Ia menambahkan bahwa wisman dari Amerika, Jerman, dan Belanda tertarik untuk datang ke Indonesia, namun negara-negara tersebut tidak disebutkan dalam pengumuman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.