Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukit Pinteir Bangka Tengah yang Dekat Bandara dan Hotel, Pas untuk Pencinta Hiking

Kompas.com - 15/10/2021, 11:11 WIB
Heru Dahnur ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

BANGKA TENGAH, KOMPAS.com - Kepulauan Bangka Belitung kini memiliki destinasi wisata baru yang cocok sebagai lokasi hiking, berkemah (camping ground) maupun olahraga sepeda gunung (mountain bike).

Nama tempatnya Bukit Pinteir yang berlokasi di Kelurahan Dul, Bangka Tengah. Tempat untuk memacu adrenalin ini terbilang strategis alias mudah dijangkau dari berbagai arah.

Secara geografis, Bukit Pinteir berada di perbatasan Kabupaten Bangka Tengah dan Kota Pangkalpinang. Kawasan ini bisa ditempuh sekitar 10 menit perjalanan dari Bandara Depati Amir.

Baca juga: 9 Tempat Wisata di Bangka Tengah, Main ke Pantai dan Hutan Mangrove

Terpaut sekitar tiga kilometer (km) dari Bukit Pinteir terdapat banyak hotel, di antaranya ada Novotel dan Santika Bangka.

Wisatawan pun bisa menginap dengan konsep camping ground atau menggunakan fasilitas hotel terdekat.

Bukit Pinteir Bangka

Bukit Pinteir dalam bahasa Bangka diartikan sebagai bukit yang melintir atau melipir. Maksudnya secara topografi perbukitan ini berada pada posisi melingkar dengan gugusan utamanya perbukitan Mangkol.

Kawasan ini bagian dari Taman Hutan Rakyat (Tahura), sehingga diperbolehkan untuk dikelola menjadi kawasan wisata atau agrowisata.

Pengelola Bukit Pinteir bernama Syahrial mengatakan, lintasan yang sudah dibuka berupa jalan setapak sepanjang 1,6 km. Terbagi dalam empat pos yang masing-masingnya sudah dilengkapi gazebo sebagai tempat istirahat.

Baca juga: Punya Batuan Granit, Pengasingan Bung Karno, hingga Anggrek, Bangka Barat Disiapkan Jadi Geopark

"Baru dibuka sejak satu setengah tahun lalu. Perizinannya sudah sampai kementerian," kata Syahrial kepada Kompas.com di Bukit Pinteir, Selasa (12/10/2021).

Ia melanjutkan, kawasan yang dibuka meliputi lahan seluas 5 hektar. Ada ladang masyarakat yang sudah disiapkan sebagai bagian wisata Bukit Pinteir. Tanaman yang dibudi dayakan, antara lain durian, jeruk, anggur, markisa, pohon aren, jahe merah, dan lada.

"Bagi pemula seluruh lintasan bisa ditempuh selama 90 menit dengan cara hill walking (jalan kaki)," ujar Syahrial.

Pengunjung dengan buah markisa di gerbang masuk Bukit Pinteir, Bangka Tengah, Selasa (12/10/2021).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Pengunjung dengan buah markisa di gerbang masuk Bukit Pinteir, Bangka Tengah, Selasa (12/10/2021).

Menurut Syahrial, Bukit Pinteir menjadi wisata alternatif selain kawasan pantai yang selama ini menjadi ikon utama Kepulauan Bangka Belitung.

Selain menyajikan gugusan perbukitan dengan ketinggian 300 meter di atas permukaan laut (mdpl), Bukit Pinteir juga dipersiapkan sebagai lokasi wisata menunggu durian jatuh.

"Selama ini beli durian di warung sudah biasa, tapi di sini jika musim tiba ada fasilitas camping sekaligus menunggu durian jatuh," ungkap Syahrial.

Baca juga: Hutan Kota Muntok di Bangka Barat, Tempat Penelitian Karbon hingga Pelestarian Flora dan Fauna Langka

Tidak hanya durian, pengunjung juga bisa memesan hidangan khas Bangka serta minuman jahe merah dan air aren.

Saat ini belum ada tarif khusus bagi para pengunjung di Bukit Pinteir. Pengelola hanya menyediakan kotak infak yang bisa diisi secara sukarela. Namun begitu fasilitas toilet, mushala dan coffe shop telah tersedia di lokasi masuk Bukit Pinteir.

Baca juga: Wisata Batu Belimbing di Bangka Selatan, Granit Berusia Jutaan Tahun

"Kami bertahap terus melengkapi fasilitas kawasan ini. Rencananya 2023 mulai diberlakukan biaya masuk resmi bekerja sama dengan Pokdarwis," sambung Syahrial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com