Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maroko Cabut Bebas Visa WNI, Harga Paket Wisata Jadi Lebih Mahal

Kompas.com - 15/10/2021, 19:18 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah Maroko mencabut aturan bebas visa kepada warga negara Indonesia (WNI) sejak Jumat (8/10/2021).

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Rabat di Maroko menyatakan, pencabutan bebas visa ini dilakukan secara sepihak tanpa pemberitahuan kepada pihak Indonesia.

“Sebagai akibat dari tindakan sepihak Pemerintah Maroko tersebut, lima orang WNI yang tiba di Maroko pada 10 dan 12 Oktober 2021 dipulangkan secara paksa karena memasuki wilayah Maroko tanpa memiliki visa,” jelas KBRI Rabat dalam pernyataan resmi di situs Kementerian Luar Negeri, mengutip Kompas.com, Jumat (15/10/2021).

Baca juga:

Menanggapi hal tersebut, Ketua Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) Priyadi Abadi menyayangkan keputusan itu.

Hal itu karena Maroko memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan Muslim asal Indonesia. Animo dari mereka terhadap paket wisata ke Maroko pun cukup ramai.

Ilustrasi Maroko - Air Terjun Ouzoud di Azilal, Maroko.SHUTTERSTOCK / Alberto Loyo Ilustrasi Maroko - Air Terjun Ouzoud di Azilal, Maroko.

“Daya tariknya karena kita menyeberangi Selat Gilbraltar yang memisahkan benua Afrika dan Eropa, hal ini juga terdapat pada kitab suci umat Muslim pada Al-Quran surat Ar-Rahman 19-20,” jelasnya, Jumat (15/10/2021).

“Karena ada di Al-Quran, ini disukai wisatawan Muslim karena Selat Gilbraltar. Makanya ini saya sangat menyesalkan, memprihatinkan,” sambung Priyadi yang juga menjabat sebagai pemilik Adinda Azzahra Tour & Travel.

Baca juga:

Menurut dia, dicabutnya kebijakan bebas visa bagi WNI akan menambah beban biaya, lantaran wisatawan asal Tanah Air perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk mengurus visa kunjungan atau visa turis.

Selain itu, hingga saat ini, pihaknya juga belum mendapat informasi berapa biaya visa yang dibutuhkan dan memakan waktu berapa lama proses pembuatan visa tersebut.

Priyadi menganggap bahwa dicabutnya kebijakan itu justru menyulitkan wisatawan untuk mengunjungi destinasi wisata favorit mereka, termasuk kunjungan ke Maroko.

“Harusnya semua pihak mendorong agar pariwisata bangkit kembali, dan memberi kemudahan. Bukan justru sebaliknya begini. Visa semakin memberatkan, ditambah kita perlu ada (tes) PCR dan karantina,” ucap dia.

Ilustrasi Maroko - Pemandangan Kota Chefchaouen.SHUTTERSTOCK / Ana Flasker Ilustrasi Maroko - Pemandangan Kota Chefchaouen.

Meski kebijakan bebas visa bagi WNI dicabut, Priyadi tidak menampik bahwa ada kemungkinan ada wisatawan asal Indonesia yang masih berminat melancong ke Maroko.

Namun, mereka perlu mempersiapkan biaya tambahan untuk mengurus visa—jika nantinya Maroko tetap mencabut bebas visa meski pandemi Covid-19 sudah ditangani.

“Pertanyaannya begini, kalau bisa gratis kenapa bayar. Selama ini gratis, ini menambah biaya (untuk wisatawan) dan pekerjaan biro perjalanannya yang juga mengurus visa,” kata Priyadi.

“Kami berharap agar kebijakan visa Maroko ini bisa ditinjau kembali agar kita bisa sama-sama mendorong pulihnya kembali dunia pariwisata yang babak belur dan hancur lebur karena pandemi,” pungkasnya.

Sebagai informasi, usaha pariwisata Priyadi juga membawa wisatawan Muslim berkunjung ke Maroko dengan rute perjalanan yang mencakup Maroko, Spanyol, dan Portugal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com