Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PAREKRAF

7 Desa Wisata Ini Mengusung Konsep Sustainable Tourism

Kompas.com - 25/10/2021, 16:35 WIB
Hisnudita Hagiworo,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.comDesa wisata dengan konsep sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

Pasalnya, selain menjadi obyek wisata, desa dengan konsep tersebut memberi dampak yang lebih luas terhadap lingkungan, sosial, budaya serta ekonomi untuk masa kini dan masa depan.

Melihat hal tersebut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif /Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mencanangkan untuk mengembangkan desa wisata yang merujuk pada konsep sustainable tourism.

Baca juga: 7 Desa Unggulan di Bulukumba yang Wajib Dikunjungi

Terdapat empat kategori untuk membangun destinasi wisata berkelanjutan, yaitu pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi bagi masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, serta pelestarian lingkungan.

Kini, Indonesia sudah memiliki banyak desa wisata, tetapi belum semua menerapkan konsep berkelanjutan. Meski demikian, tujuh desa wisata berikut sudah berhasil menerapkan konsep sustainable tourism dan layak menjadi desa percontohan.

Desa Pujon Kidul, Malang

Berjarak sekitar 30 kilometer (km) dari pusat Kota Malang, desa wisata ini terletak di Kecamatan Pujon. Dengan lokasinya yang berada di dataran tinggi, Desa Pujon Kidul memiliki lingkungan yang asri dan sejuk.

Kelestarian alam menjadi andalan desa wisata tersebut untuk menarik wisatawan. Pertanian dan peternakan menjadi keunggulannya.

Saat berada di Desa Pujon Kidul, wisatawan dapat melakukan berbagai kegiatan, seperi menanam sayur, memetik sayuran, dan memerah susu sapi.

Desa Pentingsari, Yogyakarta

Desa wisata yang satu ini telah dikenal secara internasional karena segudang penghargaan yang diraihnya. Desa Pentingsari juga masuk dalam 100 besar destinasi berkelanjutan versi Global Green Destinations Days (GGDD).

Desa ini termasuk dalam desa wisata dengan konsep sustainable tourism dari kategori pelestarian lingkungan. Keseharian masyarakat yang berdampingan dengan alam menjadi daya tarik desa wisata ini.

Beragam aktivitas mulai dari membajak sawah, menanam padi, menangkap ikan, hingga belajar membuat tempe bisa dilakukan para wisatawan saat mengunjungi Desa Pentingsari.

Desa Pongok, Klaten

Desa Ponggok yang berlokasi di Klaten, Jawa Tengah, memiliki potensi wisata alam yang berasal dari lima sumber mata air.

Dulunya, air yang berlimpah tersebut hanya digunakan untuk irigasi sawah dan perkebunan. Namun, kini masyarakat memanfaatkan sumber air tersebut sebagai destinasi wisata.

Baca Juga : Ekonomi Syariah Pendukung Sektor Parekraf dan Halal Tourism

Desa ini pun sempat viral beberapa tahun lalu karena salah satu destinasinya, yaitu Umbul Ponggok. Di lokasi tersebut, para wisatawan dapat berenang, snorkeling, latihan menyelam, hingga berswafoto di bawah air.

Selain Umbul Ponggok, empat sumber mata air lainnya juga menarik dikunjungi, yaitu Umbul Besuki, Umbul Sigedang, Umbul Kapilaler, dan Umbul Cokro.

Dengan memanfaatkan potensi alam yang dimilikinya, Desa Ponggok menjadi salah satu desa terkaya di Indonesia. Penghasilan desa tersebut mencapai Rp 14 miliar per tahun.

Desa Kete Kesu merupakan desa wisata dengan konsep sustainable tourism. Dok. Shutterstock Desa Kete Kesu merupakan desa wisata dengan konsep sustainable tourism.

Desa Kete Kesu, Toraja

Kete Kesu merupakan desa adat yang mengusung konsep sustainable tourism dalam kategori pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung. Di desa ini memiliki wisata ikonik, yaitu upacara adat rambu solo dan kuburan di tebing batu yang ditaksir berusia 500 tahun.

Selain itu, wisatawan juga bisa melihat rumah adat tongkonan yang berjajar rapi di Desa Kete Kesu. Konon, rumah-rumah adat tersebut berusia lebih dari 300 tahun. Tak hanya itu, desa ini juga terkenal sebagai penghasil kerajinan pahat dan lukis.

Desa Penglipuran, Bali

Desa Penglipuran yang terletak di Bangli, Bali tersebut dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia dan masuk dalam 100 besar destinasi berkelanjutan versi GGDD.

Baca juga: Ini 8 Sektor Parekraf yang Sudah Kantongi Sertifikasi CHSE

Kesadaran menjaga kelestarian lingkungan di desa ini lahir dari aturan adat desa. Salah satu aturan yang menarik adalah larangan menggunakan kendaraan bermotor pada area desa.

Tujuannya adalah menjaga kebersihan udara di Desa Penglipuran sebagai bentuk pelestarian lingkungan.

Selain itu, aturan adat juga mengatur soal tata ruang Desa Penglipuran, yaitu konsep Tri Mandala. Tata ruang adat ini membuat Desa Penglipuran tampak lebih rapi dan tertata.

Kampung Blekok, Situbondo

Kampung Blekok makin ramai diperbincangkan setelah terpilih sebagai finalis Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Nama blekok sendiri diambil dari jenis burung blekok yang dilestarikan di desa ini.

Masyarakat setempat membuat penangkaran burung yang hampir punah tersebut di kawasan desa. Wisatawan yang berkunjung ke desa ini dapat ikut serta dalam kegiatan penangkaran, memberi makan burung, hingga merawat burung yang sedang sakit.

Selain burung blekok, wisatawan juga dapat mengunjungi konservasi mangrove atau bakau di kawasan tersebut.

Desa Umbulharjo, Yogyakarta

Desa Umbulharho beruntung karena memiliki generasi muda yang peduli dan kreatif. Mereka menyulap saluran irigasi desa yang kumuh menjadi tempat budidaya ikan nila.

Baca juga: Pentingnya Perencanaan Tenaga Kerja Sektor Parekraf untuk Bangun Destinasi Wisata

Selain bermanfaat untuk ketahanan pangan, budidaya ikan nila di saluran irigasi juga menjadi salah satu daya tarik wisata di Desa Umbulharjo hingga viral di media sosial.

Itu tadi ketujuh desa wisata yang sukses berkembang dengan mengusung konsep sustainable tourism. Harapannya, desa wisata tersebut bisa menjadi inspirasi bagi banyak desa wisata lain di Indonesia untuk terus berinovasi dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com