Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Wisata Coal di Manggarai Barat, Paduan Alam dan Kopi

Kompas.com - 26/10/2021, 09:07 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F.

Editor

Konsep storynomic

Desa Wisata Coal merupakan sebuah desa wisata baru yang dikembangkan dengan konsep Storynomic Village Tourism. Konsep ini bermakna mengedepankan narasi, konten kreatif, living culture, dan kekuatan budaya.

Semua atraksi wisata baik alam, budaya, dan buatan akan dinarasikan dengan cerita menarik bagi wisatawan. Selanjutnya, pengembangan konten kreatif di sosial media sebagai media promosi kepada wisatawan.

Pengunjung yang datang juga disuguhkan dengan living culture berupa aktivitas keseharian yang dilakukan warga desa sejak dahulu.

Aktivitas itu antara lain seperti pergi ke kebun, minum kopi pada pagi hari, saling bercerita, dan tradisi penyambutan tamu yang masih dilakukan hingga hari ini.

Baca juga: Itinerary Wisata 5 Hari 4 Malam di Labuan Bajo, Alam sampai Budaya

"Wisatawan akan mendapati suasana keseharian warga desa yang telah dilakukan dari zaman nenek moyang kami," kata Alfonsius.

Pengembangan Desa Wisata Coal juga bertumpu pada kekuatan budaya warga Manggarai yang berkaitan dengan adat istiadat dan interaksi sosial masyarakat setempat.

Budaya ini yang kemudian diceritakan serta dipraktekkan wisatawan yang datang karena dianggap menjadi bagian dari keluarga besar Desa Coal.

"Jadi wisatawan bisa makan, beraktivitas, mengenakan pakaian adat seperti yang dilakukan warga desa setempat," katanya. 

Spot Desa Wisata

Desa Wisata Coal memiliki kekuatan wisata alam dan budaya yang menjadi magnet utama untuk menarik minat wisatawan. Di desa ini, terdapat spot wisata Bukit Porong Tedeng yang bermakna bukit harapan.

Wisatawan yang berkunjung ke spot ini dapat menikmati sensasi pemandangan alam dari ketinggian bak di atas awan.

"Di bukit ini pengunjung bisa berpose ria dan mendapatkan foto-foto yang instagrammable," kata Alfonsius.

Pesona utama Bukit Porong Tedeng adalah suasana matahari terbit, bahkan di saat bersamaan warga juga menyuguhkan atraksi tarian Dewa Matahari.

Setiap pengunjung di bukit tersebut tidak perlu membawa makan karena warga setempat telah menyuguhkan pilihan kuliner khas Manggarai seperti Rebok, Sobol, dan Serabe hingga kopi beraroma khas yang diproduksi petani Coal yang dikenal dengan Kopi Ntala.

Selain Bukit Porong Tedeng, kekayaan budaya berupa tarian seperti Tari Dewa Matahari dan Tari Wela Rana tak luput dari suguhan utama bagi wisatawan melalui Sanggar Tari Porong Ntala.

Tari Dewa Matahari atau Tari Porong ditampilkan saat menyambut matahari pagi yang dibawakan seorang penari sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan atas terbitnya matahari dan harapan di hari yang baru.

"Tarian ini hanya dipentaskan sesuai permintaan tamu yang berkunjung," kata Alfonsius.

Sementara Tarian Wela Rana atau sebutan untuk tumbuhan yang baru pertama kali berbunga, yang merupakan tarian khas Manggarai yang bermakna ajakan untuk kembali ke alam.

Baca juga: Pulau Kalong di Labuan Bajo, Sajikan Keindahan Senja yang Menawan

Di balik keindahan alam dan budaya ini, Desa Wisata Coal juga mengembangkan agrowisata kopi yang merupakan bagian dari paket wisata desa setempat.

Para pengunjung akan mendapat pengalaman berwisata ke kebun kopi dengan jenis yang dikembangkan adalah kopi arabika dan kopi robusta.

Bahkan jika waktu kunjungan tepat, maka pengunjung bisa ikut memanen kopi Arabika yang biasa berlangsung selama April-Juni, sementara kopi Robusta dipanen selama Juni hingga September.

"Selain panen, pengunjung juga bisa menyaksikan proses pengolahan kopi dengan cara tradisional serta bisa ikut belajar mempraktekkannya," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com