Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/10/2021, 17:34 WIB
|

KOMPAS.com – Selama pandemi Covid-19, tren berkunjung ke suatu tempat secara virtual kian meningkat. Beberapa tempat wisata mulai dari alam, keluarga, hingga budaya menjadi sasaran banyak orang, terutama wisata jelajah museum.

Apalagi, Indonesia baru saja merayakan Hari Museum Nasional yang jatuh tiap 12 Oktober.

Mengingat sebagian besar museum belum dibuka untuk kunjungan secara langsung, beberapa pengelola menghadirkan akses untuk menjelajah museum secara digital. Kehadiran tur virtual ke museum ini pun diharapkan dapat mengobati rasa rindu akan destinasi wisata edukasi tanpa harus keluar dari rumah.

Baca juga: Strategi Digital Tourism dalam Menggaet Wisatawan

Awalnya, tren tur virtual tersebut dimulai dari museum-museum ternama di dunia. Mereka mengadakan berbagai layanan secara digital, mulai dari tur virtual, pameran daring, dan interaksi dengan publik via media sosial.

Beberapa museum terkenal di dunia yang pernah mengadakan tur virual di antaranya adalah The British Museum, The Pergamon Museum, The Metropolitan Museum of Art, Louvre Museum, dan The Van Gogh Museum.

Di Indonesia, layanan museum digital pertama kali diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak awal pandemi.

Untuk menyukseskan upaya tersebut, Kemendikbudristek menggandeng Google Arts and Cultures untuk memasukkan sejumlah museum di Indonesia. Adapun Google Arts and Culture merupakan fitur virtual reality (VR) yang telah digunakan banyak museum di dunia dalam melakukan tur virtual.

Baca juga: Desain Komunikasi Visual Salah Satu Subsektor Ekraf Kekinian yang Menjanjikan

Dengan mengakses Google Arts and Culture, wisatawan dapat melihat koleksi museum dengan gambar dan video beresolusi tinggi.

Google Art and Culture dilengkapi dengan beberapa fitur andalan, seperti Artwork View, Virtual Gallery Tour, Explore and Discover, dan Video and Audio Content. Layanan ini bisa didapatkan dengan mudah melalui aplikasi atau situs artsandculture.google.com.

Tangkapan Layar Google Art and Culture.DOK. GOOGLE ART AND CULTURE Tangkapan Layar Google Art and Culture.

Dengan kata lain, layanan tersebut bisa diakses oleh semua orang dari seluruh dunia. Kesempatan warga negara asing melihat dan berkenalan dengan beberapa museum di Indonesia pun semakin besar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Travel Update
INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

Travel Update
Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Jalan Jalan
Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Travel Update
5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

Travel Tips
Bukit Porong Labuan Bajo Kembangkan Wisata Tematik, Ada Tarian Adat hingga Falsafah Berkebun

Bukit Porong Labuan Bajo Kembangkan Wisata Tematik, Ada Tarian Adat hingga Falsafah Berkebun

Travel Update
Padukuhan di Tepi DIY Ini Berada di Dasar Lembah Bengawan Solo Purba

Padukuhan di Tepi DIY Ini Berada di Dasar Lembah Bengawan Solo Purba

Jalan Jalan
Desa Wisata Welora di Maluku Barat Daya, Punya Spot Selam Keren yang Digemari Turis Asing

Desa Wisata Welora di Maluku Barat Daya, Punya Spot Selam Keren yang Digemari Turis Asing

Jalan Jalan
Larangan Mendaki Gunung di Bali, Menparekraf: Sedang Diklarifikasi

Larangan Mendaki Gunung di Bali, Menparekraf: Sedang Diklarifikasi

Travel Update
6 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Jakarta 

6 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Jakarta 

Jalan Jalan
Mengapa Air Berkah untuk Waisak Diambil di Umbul Jumprit?

Mengapa Air Berkah untuk Waisak Diambil di Umbul Jumprit?

Jalan Jalan
Larangan Mendaki Gunung di Bali Akan Dibuat Jadi Perda

Larangan Mendaki Gunung di Bali Akan Dibuat Jadi Perda

Travel Update
Api Dharma untuk Waisak Diambil dari Mrapen di Jawa Tengah, Kenapa?

Api Dharma untuk Waisak Diambil dari Mrapen di Jawa Tengah, Kenapa?

Jalan Jalan
Jumlah Kedatangan Wisatawan Muslim Diprediksi Capai 230 Juta pada 2028

Jumlah Kedatangan Wisatawan Muslim Diprediksi Capai 230 Juta pada 2028

Travel Update
36.000 Wisatawan Kunjungi Banyuwangi Selama Libur Waisak 2023

36.000 Wisatawan Kunjungi Banyuwangi Selama Libur Waisak 2023

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+