KOMPAS.com – Selama pandemi Covid-19, tren berkunjung ke suatu tempat secara virtual kian meningkat. Beberapa tempat wisata mulai dari alam, keluarga, hingga budaya menjadi sasaran banyak orang, terutama wisata jelajah museum.
Apalagi, Indonesia baru saja merayakan Hari Museum Nasional yang jatuh tiap 12 Oktober.
Mengingat sebagian besar museum belum dibuka untuk kunjungan secara langsung, beberapa pengelola menghadirkan akses untuk menjelajah museum secara digital. Kehadiran tur virtual ke museum ini pun diharapkan dapat mengobati rasa rindu akan destinasi wisata edukasi tanpa harus keluar dari rumah.
Baca juga: Strategi Digital Tourism dalam Menggaet Wisatawan
Awalnya, tren tur virtual tersebut dimulai dari museum-museum ternama di dunia. Mereka mengadakan berbagai layanan secara digital, mulai dari tur virtual, pameran daring, dan interaksi dengan publik via media sosial.
Beberapa museum terkenal di dunia yang pernah mengadakan tur virual di antaranya adalah The British Museum, The Pergamon Museum, The Metropolitan Museum of Art, Louvre Museum, dan The Van Gogh Museum.
Di Indonesia, layanan museum digital pertama kali diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak awal pandemi.
Untuk menyukseskan upaya tersebut, Kemendikbudristek menggandeng Google Arts and Cultures untuk memasukkan sejumlah museum di Indonesia. Adapun Google Arts and Culture merupakan fitur virtual reality (VR) yang telah digunakan banyak museum di dunia dalam melakukan tur virtual.
Baca juga: Desain Komunikasi Visual Salah Satu Subsektor Ekraf Kekinian yang Menjanjikan
Dengan mengakses Google Arts and Culture, wisatawan dapat melihat koleksi museum dengan gambar dan video beresolusi tinggi.
Google Art and Culture dilengkapi dengan beberapa fitur andalan, seperti Artwork View, Virtual Gallery Tour, Explore and Discover, dan Video and Audio Content. Layanan ini bisa didapatkan dengan mudah melalui aplikasi atau situs artsandculture.google.com.
Dengan kata lain, layanan tersebut bisa diakses oleh semua orang dari seluruh dunia. Kesempatan warga negara asing melihat dan berkenalan dengan beberapa museum di Indonesia pun semakin besar.
Sampai saat ini, terdapat lebih dari 20 museum di Indonesia yang telah mengadakan tur virtual melalui Google Arts and Cultures. Berikut di antaranya.
Museum Nasional Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan Museum Gajah merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Museum ini menyimpan berbagai artefak dari seluruh wilayah di Indonesia.
Artefak tersebut mulai dari pahatan patung, topeng, hingga mahkota. Untuk mengunjungi Museum Gajah secara virtual, Anda bisa mengakses laman artsandculture.google.com/partner/museum-nasional-indonesia.
Sama seperti namanya, Museum Batik YBI menyimpan berbagai koleksi batik dari seluruh Indonesia, mulai dari batik Betawi, Cirebon, Lasem, Pekalongan, Batak, Jambi, Yogyakarta, Surakarta, Bengkulu, hingga Bali.
Untuk mengakses tur virtual di Galeri Batik YBI, Anda bisa langsung mengunjungi laman artsandculture.google.com/partner/galeri-batik-ybi.
Baca juga: 7 Destinasi Wisata Unggulan di Bulukumba yang Wajib Dikunjungi
Mengabadikan koleksi wastra nusantara, Museum Tekstil memiliki lebih dari 3.000 koleksi kain dari seluruh Indonesia. Tidak hanya batik, Museum Tekstil juga memiliki koleksi berupa kain tenun dan peralatan pembuatnya.
Untuk melihat koleksi Museum Tekstil secara virtual, silakan kunjungi laman artsandculture.google.com/partner/unit-pengelola-museum-seni.
Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran atau Museum Sangiran juga layak untuk dikunjungi secara virtual. Museum ini tak hanya menghadirkan fosil manusia purba, wisatawan juga bisa melihat lukisan wajah Raden Saleh secara virtual.
Adapun tur virtual Museum Sangiran bisa Anda akses melalui laman artsandculture.google.com/partner/sangiran-early-man-museum.
Untuk menyambut Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober, Anda dapat mengenang kembali gelora semangat para pemuda dan rentetan peristiwa yang diabadikan secara apik di Museum Sumpah Pemuda.
Museum Sumpah Pemuda memiliki koleksi berupa diorama, foto, catatan kongres, dan biola milik WR Supratman. Akses digital Museum Sumpah Pemuda dapat disaksikan melalui laman kebudayaan.kemdikbud.go.id/msp.
Kemegahan Candi Borobudur juga bisa wisatawan nikmati melalui tur virtual. Melalui tur ini, wisatawan bisa melihat beberapa patung dengan berbagai ukuran dan relief yang ada di sepanjang tembok candi.
Selain Candi Borobudur, Anda juga bisa mengunjungi Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko melalui laman artsandculture.google.com/partner/pt-taman-wisata-candi-borobudur-prambanan-dan-ratu-boko.
Itulah beberapa tur virtual museum yang bisa Anda coba. Agar perjalanan virtual lebih mengesankan, ajak seluruh anggota keluarga untuk bersama-sama menikmati dan belajar tentang budaya serta sejarah Nusantara.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.