KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia tidak hanya berdampak terhadap para pelaku pariwisata, namun juga perajin produk ekonomi kreatif.
Beberapa di antaranya adalah perajin anyaman di Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.
Seorang mama Arborek sekaligus perajin anyaman bernama Yuni mengatakan, pandemi Covid-19 membuat seluruh kerajinan yang dijual tidak laku sama sekali.
Adapun, tidak adanya penjualan disebabkan oleh tidak adanya pameran di Kabupaten Raja Ampat.
Sedangkan, untuk penjualan daring, mereka diberatkan oleh ongkos kirim yang terlalu mahal.
Baca juga:
“Sebelumnya ada pameran di kabupaten sehingga kami bisa jual di sana. Tapi sekarang ini, karena pandemi, tidak ada pameran maka penjualan juga tidak ada,” katanya di Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Rabu (27/10/2021).
Sementara untuk wisatawan Nusantara (wisnus) yang berkunjung ke Kampung Wisata Arborek, jarang dari mereka yang membeli produk anyaman.
Menurut Yuni, mereka hanya meminjam produk ekraf khas Arborek untuk foto-foto saja. Alhasil, pemasukan pun tidak ada meski banyak wisnus yang berkunjung.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sempat berkunjung ke Desa Wisata Arborek pada Rabu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.