BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif

Sederet Pengalaman Seru Berwisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Kompas.com - 29/10/2021, 13:47 WIB
Hotria Mariana,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tak ada yang bisa menampik keindahan alam Indonesia. Apalagi, saat sudah menjejakkan kaki di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

TNBTS merupakan kawasan konservasi yang secara administratif terbentang dari Pasuruan, Malang, Lumajang, hingga Probolinggo, Jawa Timur (Jatim). Adapun total luas taman nasional yang merupakan salah satu dari 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ini mencapai 800 kilometer (km) persegi.

Sebagai informasi, 10 DPP yang dikembangkan oleh Kemenparekraf memiliki keindahan dan kekayaan budaya yang tak kalah dari Bali.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berharap, penetapan 10 DPP dapat menciptakan “Bali Baru”. Dengan demikian, sektor pariwisata tidak hanya bergantung pada Bali.

Selain itu, pembangunan pada 10 destinasi tersebut juga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional pascapandemi Covid-19.

Keunikan TNBTS terletak pada keberadaan kaldera di dalam kaldera. Jadi, di dalam kawah Pegunungan Tengger yang memiliki luas 10 km persegi, terdapat kawah Bromo yang berupa hamparan pasir. Di sekitar gunung api aktif ini berdiri Gunung Batok, Kursi, Watangan, dan Widodaren.

Sementara, di sebelah selatan Bromo, terdapat Gunung Semeru. Gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini menjadi tujuan favorit para pendaki karena pemandangan yang ditawarkan menakjubkan. Agar dapat membayangkannya, coba saksikan film 5 cm yang berkisah tentang perjalanan lima orang sahabat menaklukkan puncak Semeru.

Baca juga: Dear Pemuda, Berani Coba 7 Aktivitas Ekstrem di Bali Berikut?

Keindahan alam Semeru benar-benar diekspos dalam film karya sutradara Rizal Mantovani tersebut, mulai dari hamparan bukit-bukit hijau, Tanjakan Cinta, hingga Ranu Kumbolo. Penggambaran yang sedemikian apik membuat angka kunjungan ke gunung berketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu melonjak setelah film 5 cm dirilis.

Selain itu, TNBTS juga ditetapkan oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai cagar biosfer Indonesia pada 9 Juni 2015.

Dilansir dari laman Indonesia Travel, akses menuju TNBTS bisa ditempuh lewat jalur udara dan darat. Untuk perjalanan darat, wisatawan bisa mengambil rute populer, yakni Desa Ngadisari, Probolinggo. Opsi lainnya, mengambil jalur timur laut melalui Desa Tosari, Pasuruan. Bagi pencinta perjalanan ekstrem, jalur Ngadas adalah pilihan tepat.

Jika berangkat dengan kendaraan pribadi, TNBTS bisa ditempuh sekitar 5 jam dari Surabaya. Namun, setibanya di Desa Wonokitri, perjalanan harus dilanjutkan dengan menaiki jip karena trek di sana terbilang terjal.

Banyak pengalaman seru yang bisa didapat saat berkunjung ke TNBTS, selain berfoto ria. Berikut ulasannya.

Baca juga: Mengintip Pesona Desa Penglipuran di Bali, Desa Terbersih Ketiga di Dunia

Wisatawan mesti menaiki jip untuk mencapai puncak Bromo.Indonesia.Travel Wisatawan mesti menaiki jip untuk mencapai puncak Bromo.

Menjajal sensasi berkendara jip

Tidak semua kendaraan bisa masuk ke TNBTS. Ini mengingat trek menuju kawasan tersebut terbilang ekstrem dan rawan risiko kecelakaan. Sepanjang perjalanan, wisatawan akan berhadapan dengan tanjakan dan turunan curam, jurang terjal, kelokan tajam, jalanan berbatu, serta hamparan lautan pasir di area kaldera gunung.

Karenanya, pengelola wisata setempat menyediakan penyewaan jip demi keamanan dan keselamatan wisatawan. Khususnya, bagi pengunjung yang hendak mengunjungi Bukit Cinta, Widodaren, kawah Bromo, Pasir Berbisik, dan area sabana di TNBTS.

Seperti diketahui, kendaraan itu terkenal akan ketangguhannya dalam menerjang berbagai medan berat. Lagi pula, naik gunung dengan mengendarai jip punya sensasi tersendiri. Rasa tegang dan seru bercampur jadi satu, terutama saat melewati trek-trek menantang.

Adapun biaya sewa satu unit jip berikut pengemudi dibanderol mulai dari Rp 600.000. Namun, harga ini bisa berubah sewaktu-waktu.

Baca juga: Mau Wisata Sejarah Sambil Menikmati Alam Bawah Laut? Coba Diving Bernuansa Perang Dunia II di Morotai

Pasir Berbisik.Indonesia.Travel Pasir Berbisik.

Menyusuri lautan Pasir Berbisik

Pasir Berbisik adalah sebutan untuk padang pasir di puncak Bromo. Penyebutan tersebut dilatarbelakangi oleh film berjudul sama yang mengambil gambar di padang pasir Bromo. Dalam film, pasir-pasir di sana diceritakan seolah punya kemampuan membisikkan sesuatu pada manusia.

Selain Pasir Berbisik, padang pasir itu juga punya nama lain, yaitu Lautan Pasir Bromo Sukapura. Tak berlebihan jika diumpamakan seperti lautan. Pasalnya, hamparan pasir di sini menyerupai gelombang air laut. Adapun pasir-pasir tersebut merupakan sisa-sisa aktivitas vulkanis gunung.

Eksotisme lain dari Pasir Berbisik adalah keberadaan kabut putih dan gumpalan-gumpalan awan yang melayang di sekitar puncak, serta Gunung Batok yang berdiri kokoh di sebelah Bromo. Dengan keunikan itu, tak heran area ini sering dijadikan lokasi syuting dan pemotretan.

Baca juga: Dari Sekadar Penghangat hingga Jadi Simbol Budaya, Berikut Kisah tentang Ulos

Pura Luhur Poten yang berlokasi puncak Bromo.Indonesia Travel Pura Luhur Poten yang berlokasi puncak Bromo.

Berkunjung ke Pura Luhur Poten

Jangan buru-buru beranjak dari puncak Bromo. Sebab, di lokasi situ, terdapat Pura Luhur Poten yang menjadi peribadatan masyarakat Tengger beragama Hindu. Berbagai perayaan adat setempat juga digelar di bangunan yang berdiri pada 2000 tersebut. Salah satunya, Yadnya Kasada.

Yadnya Kasada adalah ritual ucapan syukur yang biasanya digelar setiap hari ke-14 pada bulan Kasada dalam kalender Saka Tengger atau sekitar akhir Juni menurut penanggalan Romawi. Tradisi ini sudah berlangsung sejak abad ke-14.

Upacara tersebut digelar selama dua hari dan dipersiapkan oleh masyarakat Tengger dan pemeluk Hindu Kuno. Mereka akan membawa berbagai macam hasil bumi dan hewan peliharaan sebagai persembahan.

Baca juga: Berencana ke Raja Ampat, Ini 4 Jenis Wisata Olahraga yang Bisa Dilakukan Wisatawan

Pemandangan matahari terbit di Bukit Cinta.Indonesia Travel Pemandangan matahari terbit di Bukit Cinta.

Berburu sunrise di Bukit Cinta

Belum lengkap rasanya jika tidak memasukkan aktivitas berburu sunrise di Bukit Cinta ke dalam itinerari saat berkunjung ke TNBTS. Pasalnya, menyaksikan matahari terbit di kawasan Bromo bakal menjadi pengalaman berharga.

Apalagi, bukit dengan ketinggian 2.680 mdpl itu menjadi salah satu spot sunrise terbaik di kawasan Bromo.

Angin sejuk yang berembus lembut ke kulit saat momen matahari terbit seakan mampu mengangkat semua kekhawatiran hidup. Seiring waktu, kabut samar yang menutupi gunung akan segera dilebur oleh sinar cahaya. Waktu terbaik menikmati sunrise di spot ini adalah sekitar pukul 05.30 WIB.

Di Bukit Cinta, wisatawan juga dapat melihat keindahan panorama kaldera Tengger yang meliputi Gunung Batok, Watangan, Widodaren, dan Kawah Bromo. Bahkan, gagahnya Puncak Mahameru bisa disaksikan dengan jelas dari lokasi ini.

Tak hanya jadi spot andalan sunrise, Bukit Cinta juga merupakan lokasi terbaik di TNBTS untuk menyaksikan milky way. Pencinta astrofotografi wajib datang ke sini.

Menurut legenda setempat, Bukit Cinta adalah lokasi pertemuan Joko Seger dan Roro Anteng, yakni nenek moyang suku Tengger yang mendiami kawasan Bromo. Karena itu, di pintu masuk Bukit Cinta, terdapat patung keduanya.

Baca juga: Menelusuri Kemolekan Wakatobi, mulai dari Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, hingga Binongko

Ranu Kumbolo (foto diambil sebelum pandemi Covid-19).Indonesia Travel Ranu Kumbolo (foto diambil sebelum pandemi Covid-19).

Berkemah di Ranu Kumbolo

Aktivitas tak kalah seru yang bisa dilakukan di TNBTS adalah berkemah di Ranu Kumbolo. Oleh para pendaki, danau ini disebut sebagai “Surganya Gunung Semeru”.

Julukan tersebut sepertinya tak berlebihan. Perlu diketahui, Ranu Kumbolo sendiri terletak di tengah-tengah perbukitan hijau sehingga pemandangannya sangat memanjakan mata. Udara di sana pun sejuk karena danau berada di ketinggian 2.389 m. Terlebih, saat menjelang fajar.

Perlu diketahui, matahari terbit di Ranu Kumbolo menjadi momen favorit di kalangan wisatawan. Dari lokasi ini, wisatawan dapat melihat matahari perlahan muncul di antara dua bukit persis seperti dalam dongeng.

Panorama Ranu Kumbolo saat malam hari tak kalah menakjubkan. Apalagi, jika langit sedang berbintang. Bayangannya akan terefleksikan dengan jelas di permukaan air.

Baca juga: Mengenal Noken, Tas Tradisional Papua Warisan Budaya UNESCO yang Jadi Suvenir PON XX

Itulah lima pengalaman yang bisa didapat saat berlibur ke kawasan TNBTS. Saat ini, lokasi tersebut tengah ditutup kembali karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Meski demikian, kamu bisa mengunjunginya saat situasi mulai kondusif.

Ketika kesempatan itu datang, pastikan kamu sudah divaksin. Selain dapat melindungi diri dan orang terdekat dari Covid-19, vaksinasi juga menjadi syarat utama untuk bepergian di Indonesia.

Tak kalah penting, kamu juga harus mematuhi protokol kesehatan (prokes) 6M yang berlaku. Protokol ini terdiri dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.

Sebagai destinasi wisata #DiIndonesiaAja, kawasan TNBTS juga terdapat beragam pelaku ekonomi kreatif (ekraf). Jadi, jangan lupa #BeliKreatifLokal sebagai oleh-oleh. Dengan membeli produk ekraf setempat, kamu secara tidak langsung telah berkontribusi membantu pemulihan perekonomian.

Saat ini, Kemenparekraf tengah menggelar program berhadiah Pesona Punya Kuis (PUKIS) dengan total hadiah senilai jutaan rupiah untuk 20 orang pemenang.

Adapun peserta yang ingin mengikuti kuis tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu mengikuti akun Instagram @pesonaid_travel, menjawab satu pertanyaan yang diberikan di akun tersebut, dan tag tiga orang teman.


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com