Dilansir dari National Geographic, pada abad ke-7 Samhain berubah nama menjadi All Saints' Day atau All Hallows' Day.
Perubahan ini diinisiasi oleh pemuka Agama Kristen yang mengatur ulang tradisi hari libur pagan.
Meski mengalami perubahan nama, orang-orang terlihat tetap menyalakan api unggun, menggunakan kostum, dan melakukan parade di malam hari.
All Hallows' Day kemudian disebut dengan nama Halloween seiring perkembangan zaman.
Tradisi ini kemudian menyebar hingga benua Amerika saat imigran dari Irlandia mendatangi benua tersebut.
Berbicara tentang Halloween, tradisi trick or treat menjadi satu hal yang tak terpisahkan. Tradisi ini biasa dilakukan anak-anak pada malam Halloween.
Anak-anak biasanya akan berkeliling dari rumah ke rumah untuk meminta permen dan coklat sambil menggunakan kostum seram.
Tradisi ini awalnya muncul pada abad ke-16 di Inggris. Anak-anak dari keluarga kurang mampu akan mengemis meminta makanan dari rumah ke rumah pada malam Halloween.
Pada masa itu, alih-alih cokelat atau permen, orang-orang biasanya akan memberi anak-anak tersebut sebuah kue dengan hiasan salib di atasnya. Kue tersebut dinamai soul cakes.
Sebagai gantinya, anak-anak kemudian akan membacakan doa untuk si pemberi kue.
Salah satu peninggalan Bangsa Celtic bisa dijumpai di Irlandia. Peninggalan terebut berupa pemakaman zaman megalitikum yang bernama Carrowmore. Kawasan ini disebut-sebut sebagai akar mulanya tradisi Halloween.
Carromore sendiri merupakan makam batu dari zaman megalitikum terbesar di Irlandia. Lokasinya berada di barat daya dari pusat kota Sligo, Irlandia, tepatnya di Semenanjung Cúil Iorra
Kawasan ini dibangun pada abad ke-4 SM. Carrowmore telah ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO.
Terdapat lebih dari 30 batu nisan di kawasan pemakaman kuno tersebut. Sebagian besar nisan masih dapat dilihat hingga saat ini.
Ada juga bermacam benteng dan batu tinggi di sekitar makam. Batu tertua di pemakaman tersebut diperkirakan berusia lebih dari 6.000 tahun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.