Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lampung Kembangkan Wisata Forest Healing

Kompas.com - 01/11/2021, 19:35 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F.

Editor

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com  - Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Lampung mengembangkan wisata hutan.

Salah satu konsep yang ditawarkan adalah "forest healing" atau hutan untuk terapi pemulihan atau penyembuhan ke wisatawan.

"Hutan di Lampung punya banyak potensi yang harus digali. Kami sekarang fokus membangkitkan potensi yang ada di hutan tapi belum termanfaatkan dengan baik, seperti keindahan bentang alam, kenyamanan dalam hutan yang bentuknya relaksasi dan terapi," kata Kepala Dishut Lampung Yanyan Ruchyansyah, di Bandarlampung, Minggu (31/10/2021) seperti dikutip dari Antara.

Baca juga: Itinerary 3 Hari 2 Malam di Bandar Lampung, Tak Hanya Wisata Alam

Ia mengatakan bahwa forest healing hanya bisa dilakukan di hutan dengan kondisi yang masih baik. Ada beberapa lokasi hutan yang akan dikembangkan, yaitu:

  • Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman
  • Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Way Kalam
  • KPH Bukit Punggur
  • KPH Batu Tegi
  • KPH Liwa
  • KPH Pesisir Barat

"Semua KPH itu sudah ada jalan-jalannya dan juga pokdarwisnya tinggal nanti kami bina bagaimana mereka memiliki persepsi yang sama dalam pengelolaannya," kata Yanyan.

Ia menambahkan bahwa pengelolaan tidak akan secara massal dan eceran. Namun, bersifat paket dan khusus.

"Sehingga menjadi wisata terbatas yang mempertahankan kelestarian hutan serta memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan," tambahnya.

air terjun way kalampariwisatalamsel air terjun way kalam

Menurutnya, dengan kondisi hutan yang baik serta dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar kawasan, maka masyarakat setempat pun akan lebih menjaga hutan ataupun meningkatkan lebih baik.

"Ketika masyarakat melakukan pengelolaan hutan yang lebih bijak dengan mengedepankan kelestarian hasil dan fungsi ternyata mengubah kehidupannya tidak hanya dari hasil hutannya, tapi keindahan alamnya mudah-mudahan mereka akan menjaganya atau menjadikannya lebih baik lagi," katanya.

Baca juga: 7 Fakta Menarik Tentang Menara Siger, Ikon Provinsi Lampung

Wisata minat khusus

Yanyan mengatakan bahwa kegiatan wisata di dalam hutan yang merupakan wisata minat khusus sudah pasti memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Hal ini karena menurutnya hutan menawarkan keindahan alam yang alami, kesegaran udara, dan banyak lagi lainnya.

"Karena forest healing ini adalah wisata terbatas, dan karena terbatas tentunya memiliki nilai jual lebih oleh sebab itu hal ini masih bisa dikembangkan di wilayah-wilayah hutan di Lampung yang kondisinya masih bisa dipertahankan dan baik nilai intangible-nya," kata dia.

Beberapa komunitas tertentu telah banyak yang masuk hutan untuk menikmati udara yang segar dan pemandangan yang indah. Namun sayangnya belum terkoordinir.

"Melihat kondisi ini, kami berinisiasi memopulerkan healing forest atau terapi hutan dan kenapa pilih healing forest karena sekarang banyak orang yang butuh berwisata tapi sambil terapi," tuturnya.

Menurutnya, wisatawan jadi bisa melakukan terapi dalam hutan untuk menghilangkan stres, sehingga saat pulang lebih rileks, tenang, dan bersemangat lagi dalam melakukan aktivitas di hari berikutnya. (Dian Hadiyatna/Subagyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tren Fitur Sandaran Kursi Pesawat Kelas Ekonomi di AS Akan Dihilangkan

Tren Fitur Sandaran Kursi Pesawat Kelas Ekonomi di AS Akan Dihilangkan

Travel Update
3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

3 Rekomendasi Kafe Kucing di Bandung

Jalan Jalan
Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com